BI mencatat kegiatan financing oleh perbankan umum hingga september 2012 mencapai Rp 2.573,0 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2.091,9 triliun. Perlambatan penyaluran kredit mulai terasa pada akhir kuartal III, jika dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus yoy yang naik mencapai 23,66 persen.
Kepala Humas BI Difi A Johansyah menyebutkan kredit perbankan umum untuk pihak ketiga bukan bank lebih besar digunakan untuk kredit modal kerja, sebsar Rp 1.236,4 triliun, atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya tersalurkan sebesar Rp 1.014,7 triliun. Kontribusi kredit terbesar kedua adalah kredit konsumsi sebesar Rp 759,6 triliun, atau naik dari Rp 635,1 triliun yoy. "Yang paling kecil adalah kredit untuk investasi sebesar Rp 559,7 triliun. Realisasi tersebut naik dibandingkan september tahun lalu yang mencapai Rp 429,4 triliun," jelasnya.
Sehingga, lanjut Difi, total kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga bukan bank sebesar Rp 2.555,8 triliun. Nilai kredit macet atau non performing loan (NPL) bank umum mencapai Rp 52,9 triliun, atau sebesar 2,07 persen dari total kredit yang tersalurkan.
Tercatat orientasi penggunakan kredit kepada pihak ketiga saat ini paling besar untuk kegiatan ekspor. BI membukukan kredit untuk ekspor sebesar Rp 50,68 triliun, atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 49,07 triliun. Angka tersebut lebih besar ketimbang realisasi kredit untuk impor yang hanya Rp 35,29 triliun. "Bahkan, nilai kredit untuk impor turun 4,3 persen dibandingkan posisi Juni 2012 yang tembus Rp 36,8 triliun," jelasnya.
Sebagai tambahan, laba yang telah dicapai perbankan umum hingga akhir September 2012 sebesar Rp 68,06 triliun. Capaian tersebut terkerek naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 56,74 triliun. "Peningkatan labanya sebesar 19,9 persen," tandasnya. (Gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apindo Minta Pemerintah Subsidi UMK
Redaktur : Tim Redaksi