jpnn.com, BANDA ACEH - Warga Ujong Bate, Aceh Besar, dihebohkan dengan adanya sembilan ekor paus yang terdampar di pantai, kemarin sekitar pukul 10.00 WIB.
Basri, seorang nelayan setempat, warga yang pertama melihat paus jenis kepala kotak (physeter macrocephalus) tersebut langsung melapor ke Basarnas Aceh.
BACA JUGA: Paus Mati Terdampar di Pantai Laut Utara
Ia juga mengabarkan pada warga agar ikut membantu paus kembali ke laut. “Saya lihat ikan itu mengampung, pagi tadi, tidak ingat lagi jam berapa, langsung saya telepon pihak Basarnas,” katanya, seperti diberitakan Rakyat Aceh (Jawa Pos Group).
Mendapat kabar ada paus terdampar, ratusan warga memadati pantai melihat langsung peristiwa langka tersebut. Selain mengabadikan proses penyelamatan, sebagai warga turut membantu mengevakuasi paus.
BACA JUGA: Bangkai Bayi Paus Terdampar di Pantai Genjor
Hingga tadi malam belum diketahui pasti penyebab terdamparnya paus. Warga dan relawan hingga jelang malam terus berupaya menyelamatkan paus dengan menarik menggunakan boat kecil.
Kepala Bidang Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Nurmahdi mengatakan terdamparnya paus tersebut diduga ada anggotanya yang sakit.
BACA JUGA: Kasihan Banget...Ada Anak Paus Tewas Terdampar
“Ini jenis ikan yang pergi secara berkelompok dan juga merupakan ikan yang setia, makanya terdampar dengan jumlah banyak,” kata Nurmahdi.
Selain itu, kasus terdamparnya paus jenis ini di provinsi Aceh sudah kedua kalinya. Sebelumnya kasus yang sama juga pernah terjadi pada akhir tahun 2016.
Saksi mata Prada Riki, dari Koramil Masjid Raya mengatakan, mulanya terlihat dari jauh gerombolan ikan besar, namun tidak lama ikan itu semakin mendekat ke pesisir hingga terdampar.
“Saya lihat pukul 09.00 WIB masih di tengah laut, namun pukul 10.00 WIB sudah terdampar, kini sudah saya laporkan pada atasan,” jelas Prada Riki.
Pantauan di lokasi, upaya penyelamatan mamalia terbesar di laut ini sangat kurang.
Beberapa warga terlihat dengan bebasnya mendekati paus sperma guna berswata foto. Bahkan ada ada yang sampai naik ke punggung paus.
Padahal berdasarkan Pedoman Penanganan Mamalia Laut Terdampar yang disusun oleh Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan KKP RI menyebutkan, minimial jarak yang disarankan adalah 100 meter dari objek mamalia terdampar hidup. Hanya tim penyelamat yang boleh berada di dalam radius tersebut.
Semua kegiatan yang dilakukan di sekitar mamalia laut harus dilakukan dengan hati-hati, lembut dan tenang, tidak boleh bising. Kebisingan dan gangguan lainnya akan membuat mamalia laut tersebut stress.
Kepada para tim penyelamat disarankan untuk tidak mendorong atau tarik ekor sirip, atau kepala. jangan sentuh mamalia laut berlebihan. Udara bekas napas dikeluarkan paus kepala kotak banyak mengandung bakteri, ditakutkan akan menyebar.
Beberapa pengunjung yang mendekat terlihat dengan cerobohnya memegang, mendorong dan menarik ekor paus.
Padahal hal dalam panduan disebutkan hal-hal tersebut sangat tidak dianjurkan untuk menyentuh mamalia laut tersebut secara berlebihan.
Seekor paus juga sempat ditarik hingga menuju ke tengah laut namun kemudian kembali ke kawanannya.
Seharusnya begitu hewan sudah lepas di laut, buat bunyi-bunyian di bawah air dengan membenturkan 2 buah batu atau 2 batang besi sehingga hewan tidak kembali lagi ke pantai. (ibi/mai)
Redaktur & Reporter : Soetomo