jpnn.com, JAKARTA - Hasil sigi Poltracking Indonesia pada 28 Oktober-3 November 2023 lalu yang dirilis pada Jumat (10/11) lalu, menunjukkan pemilih PPP lebih banyak mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dibanding dua pasangan lainnya.
Sebesar 38,5 persen menyatakan akan memilih pasangan calon yang tak diusung oleh PPP itu. Sementara yang memilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sama-sama 28,2 persen.
BACA JUGA: Hadiri HUT ke-12 Partai NasDem, Anies Berpidato soal Ketegaran & Masa Depan Gemilang
Politikus senior PPP Habil Marati menepis temuan lembaga survei pimpinan Hanta Yuda AR tersebut. Karena dukungan massa partai berlambang Kakbah ke pasangan dengan akronim AMIN ini jauh di atas itu.
"Yang benar itu 90 persen ke AMIN," jelasnya, Minggu (12/11).
BACA JUGA: Rujak Center: Program Perumahan Anies Sesuai dengan Kebutuhan Rakyat
Besarnya dukungan ini karena PPP memiliki keterkaitan sejarah dan personal dengan kedua figur tersebut. Mantan Bendahara Umum DPP PPP ini menjelaskan Muhaimin merupakan cicit KH Bisri Syansuri.
Ketika menjadi Ketua Majelis Syuro PPP, Kiai Bisri yang mengusulkan bahkan memperjuangkan agar Ka'bah menjadi lambang PPP pada saat partai yang merupakan fusi dari partai-partai Islam ini berdiri tahun 1973.
BACA JUGA: Puluhan Ribu Buruh di Jambi Dukung Anies-Muhamin di Pemilu 2024
Saat itu, penggunaan lambang Ka'bah sempat ditentang rezim Orde Baru
"Kiai Bisri ini orang yang bermimpi agar PPP menggunakan lambang Ka'bah melalui istikharah di Makkah," jelasnya.
Meski pada tahun 1984 setelah kembali melalui tekanan dari pemerintah saat itu, lambang PPP akhirnya diganti menjadi bintang. Setelah Orde Baru tumbang, kembali ke lambang Ka'bah.
Tidak hanya Muhaimin, lanjut Habil Marati, Anies Baswedan juga memiliki ikatan historis dengan partai yang saat ini dipimpin oleh Muhamad Mardiono tersebut.
Kakek (AR Baswedan) dan bapak (Rasyid Baswedan) dari mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga pendukung PPP pada masanya.
"Jadi mereka berdua itu juga PPP. Kalau ada orang PPP tidak mendukung pasangan AMIN, berarti dia itu penumpang gelap di PPP," tegasnya.
Di samping keterkaitan historis dan emosional, lanjutnya, dukungan massa PPP kepada capres-cawapres yang diusung Koalisi Perubahan ini juga karena faktor rekam jejak, kapabilitas, dan gagasan keduanya lebih baik dibanding pasangan lainnya.
"Itu tadi kita bicara keterkaitan dengan partai. Sementara kualitas, kapabilitas, serta gagasan perubahan itu, pasangan AMIN ini cocok dengan kebutuhan masyarakat saat ini," tandasnya.
Karena itu, Ketua Umum Forum Kabah Membangun (FKM) yang merupakan simpul sukarelawan AMIN dari kalangan kader dan simpatisan PPP, menegaskan bahwa dukungan masyarakat di lapangan sudah terbukti berbeda jauh dengan yang sampaikan lembaga survei.
Bahkan dia optimistis duet Anies-Muhaimin akan menang satu putaran.
"Karena kita melihat fakta di lapangan. Ini saja saya sekarang di Surabaya ini," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, PPP sendiri secara resmi mengusung pasangan Ganjar-Mahfud MD. (jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com