Sekitar 90 persen kasus aktif virus corona di negara bagian Victoria, Australia, berasal dari satu keluarga yang terdiri atas empat orang. Mereka menjalani karatina di hotel Rydges on Swanton di Melbourne sekembalinya dari luar negeri. Penyelenggaraan karantina COVID-19 pada dua hotel di Melbourne sedang diselidiki Seorang pakar epidemiologi menjelaskan ada satu keluarga yang dikarantina di hotel Rydges menunjukkan gejala sebelum pekerja hotel tertular Perwira Angkatan Bersenjata Australia menyatakan pihak militer telah menawarkan bantuan untuk penyelenggaraan karantina
BACA JUGA: Pemerintah Australia Berencana Wajibkan Vaksinasi Corona
Kebijakan karantina yang dijalankan Pemerintah Victoria saat ini sedang diselidiki oleh komite khusus dengan menghadirkan sejumlah saksi.
Salah satunya pakar epidemiologi dari Departemen Kesehatan, Dr Charles Alpren, yang menegaskan hampir seluruh kasus COVID-19 pada gelombang kedua pandemi ini bersumber dari tempat karantina di Hotel Rydges.
BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia Berharap Dijemput untuk Kembali ke Australia
Dr Alpren menjelaskan, seorang anggota keluarga yang dikarantina menunjukkan gejala COVID-19 pada 9 Mei, sedangkan tiga orang anggota keluarga lainnya mengalami hal serupa beberapa hari kemudian.
Keempat orang ini dipastikan positif COVID-19 setelah menjalani tes, begitu pula dengan tiga pekerja hotel yang telah menunjukkan gejala sejak 25 Mei.
BACA JUGA: Inilah Jenis Pekerjaan yang Akan Hilang Selamanya Setelah Pandemi COVID-19
Photo: Dr Charles Alpren menyatakan belum diketahui bagaimana virus menyebar dari tamu yang dikaratina ke petugas hotel Rydges di Melbourne. (Supplied: COVID-19 Hotel Quarantine Inquiry)
Pada 18 Juni, sebanyak 17 orang lainnya yang terkait dengan hotel memiliki hasil positif setelah dites dan secara epidemiologis bisa dilacak ke klaster Hotel Rydges.
"Mereka ini terdiri atas pekerja di hotel atau orang-orang yang telah melakukan kontak dengan pekerja tersebut, baik di rumah masing-masing atau dengan masyarakat umum," jelasnya.
"Sekitar 90 persen atau lebih infeksi COVID-19 di Victoria saat ini bisa dilacak asal-usuknya ke hotel Rydges," kata Dr Alpren. 'Demi kepentingan bersama'
Warga Indonesia di Melbourne menjalani kehidupan di tengah pembatasan aktivitas yang lebih ketat.
Dr Alpren menjelaskan saat terjadi wabah di Hotel Rydges, hanya ada beberapa kasus COVID-19 di seluruh Australia.
Ada dua penyebaran kecil yang terjadi di tempat karantina lainnya, yakni Stamford Plaza Hotel, berasal dari seorang yang kembali ke Australia pada 1 Juni dan dari satu pasangan yang tiba pada 11 Juni.
Sekitar sebulan kemudian, sudah ada 46 orang yang tertular dari klaster Stamford Plaza Hotel.
"Tidak ada kaitan antara wabah dari Hotel Rydges dan kasus positif dari Stamford Plaza," kata Dr Alpren.
"Kemungkinan sekitar 99 persen kasus COVID-19 saat ini di Victoria bersumber dari Rydges atau Stamford," ujarnya. Penularan masih misteri Photo: A genomic sequencing chart from the Doherty Institute shows the spread of coronavirus from the Rydges Hotel. The yellow dots on the left are positive cases from returned travellers, while the black dots are local cases connected to the returned travellers. (Supplied: COVID-19 Hotel Quarantine Inquiry)
Dr Alpren mengatakan bagaimana penularan virus corona di kedua hotel tempat karantina ini tidak diidentifikasi.
Namun dia mencatat adanya kontaminasi yang terjadi dalam kamar yang ditempati satu keluarga di Hotel Rydges pada 18 Mei.
"Hal ini membutuhkan bantuan dari staf perawat untuk menanganinya," tulis Dr. Alpren dalam keterangan tertulis ke komite khusus.
"Diduga keluarga ini mendapatkan persetujuan untuk keluar dari kamar mereka, didampingi oleh petugas keamanan. Ada kemungkinan terjadi penularan pada saat itu, namun, kasus-kasus yang terkait dengan kedua kejadian belum teridentifikasi," jelasnya.
"Penularan bisa terjadi langsung dari keluarga itu ke staf hotel atau melalui kontaminasi di area hotel yang kemudian menjangkiti staf hotel," tambah Dr Alpremn. Kabar warga Indonesia di Victoria
Ada banyak warga Indonesia yang tinggal di kawasan 'hostpot' penularan virus corona di Australia.
Pengacara Andrew Woods, yang mewakili Rydges Hotels dalam keterangannya menyebutkan salah satu dari tiga staf pertama yang tertular dari keluarga tersebut adalah karyawan Rydges.
Dua orang lainnya yang juga tertular tidak secara langsung dipekerjakan oleh jaringan hotel ini.
Karena masa inkubasi pasien COVID-19 berkisar antara dua hingga 14 hari, Dr Alpren menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pegawai Hotel Rydges merupakan sumber penularan. Tanggapan pihak militer
Sementara itu, dalam penyelidikan terpisah yang digelar di Canberra, Komandan Satgas Virus Corona Angkatan Bersenjata (ADF) Letjen John Frewen membantah tudingan jika militer tidak menawarkan bantuan untuk menjalankan karantina di Victoria. Photo: Letnan Jendera John Frewen menegaskan, Angkatan Bersenjata sebenarnya siap siaga membantu negara bagian Victoria dalam penanganan pandemi, termasuk mendukung kepolisian dalam pelaksanaan karantina di hotel. (AAP: Lukas Coch)
Pekan lalu, Menteri Utama Victoria, Premier Daniel Andrews menyebutkan Victoria tidak mendapatkan tawaran bantuan ADF.
Pemerintah Federal menegur Premier Andrews atas pernyataan tersebut.
Letjen John Frewen di depan komite Senat Australia mengatakan bantuan dari pihak militer telah ditawarkan ke seluruh negara bagian menyusul pengumuman dari Perdana Menteri Scott Morrison pada 27 Maret.
Dia menjelaskan ADF telah menawarkan bantuan kepada seluruh negara bagian dan teritori dalam melaksanakan penegakan aturan karantina.
Negara bagian New South Wales dan Queensland menerima tawaran ADF untuk karantina hotel. Ada 360 tentara diterjunkan ke NSW dan 100 tentara ke Queensland.
Menurut Letjen Frewen, di Victoria, ada 100 tentara orang yang bersiap siaga jika negara bagian ini membutuhkannya. Petugas jaga tak dilatih dengan baik
Pada Senin lalu, penyelidikan komite khusus mendengarkan keterangan jika lebih dari 99 persen kasus positif di Victoria saat ini dapat dilacak ke mereka yang baru pulang dari luar negeri.
Modul pelatihan untuk petugas jaga karantina yang dikeluarkan Pemerintah Federal Australia mendapat sorotan dari pakar penyakit menular Prof. Lindsay Grayson.
Dia juga menyoroti arahan Departemen Kesehatan Victoria kepada perusahaan pengamanan yang menyebutkan alat pelindung diri bagi petugas jaga tidak diperlukan.
Penyidik komisi khusus Tony Neal QC menyebutkan adanya kebingungan di antara pelaksana karantina, yang dilakukan dua hari setelah Pemerintah Federal mengumumkan program ini.
Penyelidikan komisi khusus bertujuan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan karantina hotel, mengapa petugas jaga swasta dipekerjakan di sana, dan apakah program karantina bisa diperbaiki di masa depan.
Mantan hakim Peradilan Keluarga, Jennifer Coate yang memimpin penyelidikan diperkirakan akan memanggil menteri-menteri, staf departemen, petugas jaga dan warga yang kembali dari luar negeri.
Hasil penyelidikan diperkirakan selesai pada bulan November.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahira Idris: Kombinasi 3T dan 3M Senjata Kita untuk Merdeka dari Corona