"Larinya 93 tahanan ini membuat kepercayaan publik pada Polri makin melorot," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, Senin (24/12). Neta mengatakan, kaburnya 93 tahanan dari markas polisi ini menunjukkan Polri tidak serius dalam mengawasi para pelaku kriminal yang sudah tertangkap.
Neta menyatakan, tahanan yang kabur terbanyak dari polsek. Ada 14 polsek yang kebobolan hingga 64 tahanannya kabur. Urutan kedua adalah polres. Ada tujuh polres yang kebobolan hingga 12 tahanannya kabur. Posisi ketiga, polda. Ada lima polda yang kebobolan hingga 17 tahanannya kabur.
"Polda Sumut menduduki ranking tertinggi dalam hal tahanan kabur di tahun 2012 ini," imbuhnya. Dijelaskan, ada tujuh kasus pelarian tahanan di wilayah hukum Polda Sumut, dengan jumlah tahanan yang kabur sebanyak 37 orang. Mereka kabur dari tiga polsek, dua polres, dan polda. Ranking kedua adalah Polda Metro Jaya ada 13 tahanan yang kabur.
"Pelarian yang paling mengejutkan adalah kaburnya tahanan teroris, Roki dari Rutan Polda Metro Jaya pada 6 November 2012 siang," ungkapnya. Sedangkan untuk wilayah hukum Polda Sulsel ada 10 tahanan yang kabur.
Menurut Neta, sebagian besar tahanan bisa kabur dari sel akibat sikap teledor petugas jaga kepolisian. Bahkan ada tujuh kasus, tahanannya dibiarkan tanpa pengawalanan atau penjagaan hingga tahanan tersebu kabur dengan mudah. Selain itu, lanjut dia, ada juga aparat kepolisian yang terlibat dalam upaya pelarian tersebut.
Di sisi lain faktor pengawasan dan sistem keamanan sel tahanan, terutama di polsek, perlu mendapat perhatian serius agar di tahun 2013, jumlah tahanan yang kabur dari kantor polisi bisa diminimalisir. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja Enam Kementerian Memble
Redaktur : Tim Redaksi