jpnn.com, KARO - Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sudah kembali tenang, sehari setelah erupsi dahsyat disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 kilometer.
Hingga Kamis (3/8) sore, gunung api yang masih berstatus awas level IV itu tak ada mengalami erupsi.
BACA JUGA: Posko Mulai Kekurangan Stok Logistik, Para Pengungsi Sinabung Was-was
Namun tadi malam sekira pukul 22.06 WIB, terjadi erupsi lagi. Visula tertutup kabut, angin lemah sedang ke arah Timur-Tenggara, Amplitudo 70 mm dengan lama gempa 707 detik.
Gunung yang mulai meletus pada akhir 2010 lalu itu, kemarin hanya mengalami guguran awan panas sebanyak satu kali.
BACA JUGA: Jauhi Zona Merah! 5 Kecamatan Diselimuti Abu Gunung Sinabung
“Hari ini Sinabung belum ada mengalami erupsi. Hanya ada guguran awan panas tadi pagi sekitar pukul 5 subuh. Itupun hanya satu kali, Sinabung mulai terlihat tenang,” kata Armen Putra, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung saat dihubungi Sumut Pos (Jawa Pos Group), Kamis (3/8) petang.
Meski sudah tenang, namun Armen menegaskan, aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Karena itu, pihaknya tak bisa memastikan soal sampai kapan gunung tersebut akan tetap bersikap tenang.
BACA JUGA: Ngeri, Gunung Sinabung Nyembur Setinggi 4500 Meter, Lihat Videonya di Sini
“Statusnya masih Awas Level IV, kegempaan dan aktivitas vulkaniknya juga masih tinggi. Jadi gunung ini bisa saja sewaktu-waktu erupsi lagi. Memang sangat sulit kita memprediksinya,” aku Armen.
Sementara itu, hasil pemantauan pihaknya, hingga kemarin belum ada tanda-tanda akan terjadinya banjir lahar dingin yang sebelumnya dikawatirkan BNPB bakal terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.
“Banjir lahar akan terjadi kalau hujan deras, sekarang kan masih musim kemarau. Kemarin memang turun hujan, tapi intensitasnya sedang,” katanya.
Meski begitu, Armen tetap mengimbau warga yang bermukim di dekat hulu sungai yang berhulu ke Sinabung untuk tetap waspada. Karena jika hujan deras, potensi terjadinya banjir lahar ini masih sangat besar.
Hal senada juga dikatakan Kalak BPBD Karo, Martin Sitepu.
“Banjir lahar terjadi kalau hujan deras, sekarang kan lagi musim kemarau. Disinggung, apakah pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lapangan terkait kemungkinan jebolnya bendungan Lau Borus, Martin Sitepu menanggapi hal tersebut dengan santai. “Ah,nggak ada itu,” tandasnya.
Pantauan di lapangan, warga Tanah Karo sudah beraktivitas seperti biasa. Kota Kabanjahe dan Berastagi yang sebelumnya mengalami kondisi terparah juga sudah terlihat bersih. Volume ketebalan abu sudah habis terkikis guyuran hujan.
“Untunglah semalam hujan,jadi dampak abu ini tidak terlalu menggaggu lagi,”kata Adi, salah seorang warga Kabanjahe.
Meski Sinabung tak erupsi lagi, namun pihak PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan – Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara – Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara – Timur gunung Sinabung.
Hingga saat ini masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di 8 pos pengungsian. Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Lainnya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. Kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi.
Sementara, paparan abu vulkanuik Gunung Sinabung kemarin, dipastikan merusak berbagai jenis tanaman holtikutura milik petani di 7 kecamatan di Kabupaten Karo. Hasil pendataan sementara, sedikitnya 9.965,27 hektar lahan milik petani terdampak akibat hujan abu ini.
“Mengenai kerusakan tanaman warga belum bisa kita pastikan, karena kerusakan itu akan tetlihat sekitar 3 hari pasca kejadian,” kata Kepala Dinas Pertanian Karo, Sarjana Purba.
Kerusakan tanaman holtikutura itu kata Sarjana dipastikan tak merata. Pasalnya setelah terpapar abu, hujan ada yang turun di beberapa kecamatan.
“Kerusakan akan terbantu oleh hujan kemarin. Abu yang menempeldi dedauan tanaman itu jatuh terbawa air hujan. Dengan begitu tanaman akan terhindar dari kerusakan,” tandasnya. (deo/ris/adz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasutri Tikam-tikaman Berakhir Tragis, Istri Kritis, Suami Tewas
Redaktur & Reporter : Budi