jpnn.com - Venom boleh saja mengalahkan A Star Is Born soal penghasilan di Amerika Utara. Sejak tayang 5 Oktober, Venom meraih pendapatan USD 80 juta (Rp 1,2 triliun). Untuk sementara, ia menjadi film dengan pendapatan terbesar bulan ini. A Star Is Born berada di posisi kedua dengan USD 41,3 juta (Rp 628,5 miliar).
Meski begitu, film yang dibintangi Lady Gaga dan Bradley Cooper itu tetap mendapat sambutan hangat. Film tersebut dapat skor apik.
BACA JUGA: Mengenang Era sebelum Piala Oscar Jadi Boring
Di CinemaScore, proyek musikal itu dapat rapor A. Di Rotten Tomatoes, rating-nya pun mencapai 90 persen. Film tersebut dijagokan untuk memborong piala Oscar tahun depan.
Tentu, tanggapan itu jauh di luar ekspektasi banyak orang. Bagaimana tidak, pemeran utama dan sutradaranya adalah debutan. Sama-sama pendatang baru di bidangnya. A Star Is Born adalah proyek film pertama Gaga sebagai aktris plus debut Cooper sebagai sutradara.
BACA JUGA: Kobe Bryant Menang Oscar, Kasus Pencabulan Diungkit Lagi
Selain itu, film tersebut merupakan proyek daur ulang. Sejak 1937, setidaknya ada empat film yang berjudul A Star Is Born. Kemasannya film musikal semua. Kisahnya pun sama. Yakni, cerita cinta antara dua musisi ''beda dunia''. Yang satu sudah punya nama besar, satu lagi belum dikenal.
Meski demikian, debut Cooper sebagai sutradara tetap dipuji. Pengisi suara Rocket Raccoon itu dinilai cermat ''membentuk'' pasar. Pemilihan waktu rilisnya pas. Sebab, A Star Is Born tidak punya lawan film dengan tema serupa. Keputusan meng-casting Gaga juga dianggap pas.
BACA JUGA: Ini Daftar 24 Pemenang Academy Awards 2018
''Memilih salah satu musisi pop terbaik pasti menarik perhatian media. Fan base yang loyal pun berpotensi jadi penonton,'' ucap Scott Mendelson, kontributor Forbes. Namun, Gaga tidak hanya mendukung dari segi komersial. Pemilik julukan Mother Monsters itu tampil apik. Aktingnya membuat banyak kritikus terkesima.
Gaga amat menghayati perannya sebagai Ally, musisi berbakat yang belum mekar. Bahkan, dia dinilai selevel dengan Judy Garland, aktris senior yang memerankan Ally di versi 1954.
''Pesona kuat Garland bak hantu di tiap frame dan Lady Gaga tampaknya paham. Dia mampu menampilkan akting solid,'' ungkap kontributor Observer Rex Reed.
Jalan A Star Is Born menuju Oscars cukup terbuka. Film tersebut sudah ditayangkan di festival film besar. Mulai Venesia, Telluride, Toronto, sampai New York. Dalam skrining khusus anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) pada Minggu malam (7/10) waktu setempat, lagi-lagi mendapat pujian.
Para anggota AMPAS -yang merupakan panitia sekaligus pemilik suara dalam penentuan pemenang Oscar- rela antre panjang untuk masuk ke Samuel Goldwyn Theatre, lokasi skrining.
Saking ramainya, jumlah penonton yang hadir pada sesi skrining di Beverly Hills itu harus dibatasi. ''Ini adalah sesi skrining sold out pertama yang paling padat yang pernah kudatangi,'' ujar Mitchell Block, anggota AMPAS yang aktif hadir di skrining akhir pekan.
Anggota yang jarang nongol muncul demi menyaksikan A Star Is Born. Sekitar 500 penonton antusias mengikuti acara. Tidak ada yang beranjak dari tempat duduk. Termasuk ketika film berakhir dan pindah ke sesi tanya jawab.
Bagaimana pendapat mereka? Bruce Feldman, anggota hubungan masyarakat AMPAS, menilai film itu amat layak masuk Oscars 2019. ''Bisa dapat sepuluh nominasi,'' tegasnya.
Sementara itu, menurut Magdael, rekan setim Feldman, film tersebut sangat mungkin memboyong Best Pictures. Bagi yang penasaran ingin nonton akting Gaga, film itu akan tayang di bioskop tanah air 19 Oktober mendatang. (Hollywood Reporter/fam/adn/c18/jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Fakta Menarik Dolby Theatre, Rumah Piala Oscar
Redaktur & Reporter : Adil