jpnn.com, TOKYO - Jepang pada Selasa mengeksekusi tiga terpidana mati, menjadi yang pertama di bawah pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida, sekaligus eksekusi pertama dalam kurun waktu hampir dua tahun, demikian Kantor Berita Kyodo melaporkan.
Satu di antaranya adalah seorang pria berusia 65 tahun yang didakwa atas kasus penikaman dan pembunuhan tujuh kerabatnya pada 2004.
BACA JUGA: Jadwal Final Indonesia Open 2021: Tuan Rumah Sisakan Dua Wakil, Jepang Mendominasi
Di Jepang hukuman mati dilakukan dengan cara digantung dan tahanan diberitahukan soal eksekusi mereka hanya beberapa jam sebelum dilakukan.
Praktek tersebut telah lama dikecam oleh kelompok HAM karena membuat para terpidana mati stres dan hari apa pun bisa menjadi hari terakhir bagi mereka.
BACA JUGA: Dubes AS, Jepang, dan Tiongkok Apresiasi Buku Moderasi Beragama
Pada November lalu, dua terpidana mati mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintah.
Keduanya menuntut perubahan praktek tersebut dan kompensasi imbasnya.
BACA JUGA: Indonesia Open 2021: Disikat Ganda Jepang, The Daddies Langsung Alihkan Fokus
Amerika Serikat dan Jepang adalah satu-satunya negara demokrasi industri yang masih menerapkan hukuman mati dan kelompok HAM seperti Amnesty International selama puluhan tahun menuntut adanya perubahan vonis tersebut.
Menurut Kyodo, Jepang terakhir kali melakukan eksekusi mati pada 26 Desember 2019.
Redaktur & Reporter : Adil