Abaikan Protes Internasional, Militer Myanmar Kembali Bantai Rakyat Sendiri

Jumat, 19 Maret 2021 – 23:41 WIB
Orang-orang bubar setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer di Nyaung-U, Myanmar, (7/3/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang disediakan di media sosial. Video diambil 7 Maret 2021. Foto: ANTARA FOTO/VIDEO OBTAINED BY REUTERS/aww.

jpnn.com, YANGON - Pasukan militer Myanmar kembali menggunakan kekerasan mematikan terhadap rakyatnya sendiri. Setidaknya sembilan orang penentang kudeta 1 Februari dikabarkan tewas, Jumat (19/3).

Militer dan polisi telah meningkatkan penggunaan kekerasan untuk menekan demonstrasi yang dilancarkan para pendukung pemimpin terpilih yang ditahan, Aung San Suu Kyi.

BACA JUGA: Militer Myanmar Gunakan Taktik Perang, Menembakkan Peluru Tajam ke Pengunjuk Rasa

Namun, tindakan keras aparat tidak menghentikan orang-orang untuk berunjuk rasa. Kerumunan demonstran kembali muncul di beberapa kota.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan selama bentrokan di pusat kota Aungban ketika mereka berusaha membubarkan barikade yang dipasang para pemrotes, menurut laporan media dan seorang saksi.

BACA JUGA: Baru Sebulan Militer Berkuasa, Harga Pangan Myanmar Sudah Menggila

"Pasukan keamanan datang untuk menyingkirkan perintang tapi dilawan oleh orang-orang, lalu mereka melepaskan tembakan," kata saksi, yang menolak disebutkan namanya, melalui telepon.

Seorang petugas layanan pemakaman di Aungban yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa delapan orang tewas. Tujuh dari mereka meninggal di tempat. Satu orang lagi terluka dan meninggal di rumah sakit di kota terdekat, Kalaw.

BACA JUGA: Penyidik PBB Mulai Bergerak, Otak Kudeta Myanmar Bakal Kesulitan Tidur Nyenyak

Juru bicara junta belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar, namun sebelumnya mengatakan pasukan keamanan menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan.

Para pengkritik mencemooh pernyataan tersebut.

Sementara itu, portal berita Myanmar Now melaporkan bahwa satu pengunjuk rasa tewas di kota timur laut Loikaw. Laporan juga menyebutkan beberapa penembakan terjadi di kota utama, Yangon, namun tidak ada kabar soal korban.

Aksi protes juga berlangsung di kota kedua, Mandalay, di pusat kota Myingyan dan Katha, serta di Myawaddy di timur, menurut laporan media dan para saksi.

Data kelompok pembela hak sipil Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, sedikitnya 233 orang tewas dalam kerusuhan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler