PAN merupakan salah satu dari lima partai lainnya, yakni Partai Golkar, PPP, Partai Hanura dan PKB, yang secara resmi telah sepakat mengusung H. Agung Widyantoro SH MSi dan H. Athoillah, sebagai pasangan cabup dan wabup dalam Pemilukada Brebes.
Namun, ancaman pemecatan itu dianggap Chamani sebagai tindakan yang arogan. Menurutnya, ancaman pemecatan itu tidak diberlakukan karena PAN hanya menjadi pengusung calon yang berasal dari partai lain, bukan kader PAN.
"DPD telah arogan karena mengancam pemecatan kepada kader yang tidak mendukung calon yang diusung. Bagi kami, jika memang kader sendiri yang maju, kami dipecat tidak masalah. Tapi ini, calon kader lain," kata Chamami saat dihubungi, Kamis (9/8).
Chamami mengatakan keputusan mengusung Agung-Athoillah adalah bentuk pengabaian terhadap suara akar rumput. Kata dia, DPD PAN terlihat menjalankan roda partai seperti mengelola perusahaan.
"Memang rekomendasi DPW PAN Jateng mendukung Agung, saya sendiri mendukung Idza. Ini hak politik sesorang, kecuali ketua PAN maju sebagai bupati atau wakil bupati, saya wajib mendukung kadernya," tegasnya.
Disebutkan pula Chamani, akar rumput sendiri khususnya pengurus ranting PAN di 156 desa mendukung Idza Priyanti. Dan mereka sudah mendeklarasikan. Sementara DPD PAN sendiri, tidak pernah turun dan mengundang ranting-ranting PAN se Kabupaten Brebes. "Saya bawa sekitar 400 orang saya bawa dalam deklarasi tersebut. Dan ini sudah mewakili PAN Brebes," ungkapnya.
Chamami menambahkan, program dan visi misi pasangan IJO ini untuk membangun Brebes sangat luar biasa. PAN siap mendorong untuk bisa mengaktualisasikan dengan program nyata. "Peluang menang ada di pasangan IJO, karena didukung oleh dua perusahan bus besar di Brebes, yaitu PO bus Dewi SRI dan PO Bus Dedy Jaya. Atas arogansi ketua DPD PAN Brebes say siap di konfrontir dengan DPP," tandasnya seraya mengharapkan keputusan DPP. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Buka Bersama, Yusril Soroti Masalah Negara
Redaktur : Tim Redaksi