Abbas Ancam Berpisah dari Hamas

Senin, 08 September 2014 – 08:26 WIB
Mahmud Abbad. FOTO: (Nasser Shiyoukhi/AP Photo)

jpnn.com - RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta Hamas merealisasikan janji. Yaitu, agar pemerintahan di Gaza berjalan dengan satu suara. Jika tidak, Abbas menarik diri dari pemerintahan gabungan dengan Hamas.

’’Kami tidak bisa menerima situasi yang terus-menerus seperti ini dengan Hamas,’’ ujar Abbas saat bertandang ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri pertemuan Liga Arab Sabtu malam (6/9).

BACA JUGA: Pesawat India Mendarat Darurat di Toronto

Dia menjelaskan, saat ini di Gaza ada 27 menteri bayangan yang menjalankan roda pemerintahan. Seluruhnya merupakan orang-orang Hamas. Itu membuat pemerintah pusat tidak bisa berbuat apa-apa di wilayah yang telah dibombardir Israel tersebut. (mas)

Hamas yang berkuasa di Gaza dan Fatah yang menguasai Tepi Barat sejatinya telah mencapai kata sepakat pada April lalu. Yaitu, mereka akan membangun pemerintahan bersama. Selama tujuh tahun sebelumnya, Hamas dan Fatah memiliki pemerintahan sendiri-sendiri di wilayah kekuasaan mereka. Berdasar kesepakatan, seharusnya pemerintahan Hamas di Gaza tidak beroperasi lagi ketika Kabinet Bersatu terbentuk pada 2 Juni lalu. Sayangnya, kenyataan di lapangan tidak demikian.

BACA JUGA: Ada yang Kapok tapi Takut Pulang

Abbas berharap para menteri di bawah naungan Kabinet Bersatu tersebut bisa bekerja dengan maksimal di Jalur Gaza. Karena itu, ke-27 menteri bayangan tersebut harus secepatnya melepaskan jabatan.

’’Kami tidak menerima kerja sama dengan mereka jika situasi di Gaza tetap seperti ini saat ada pemerintah bayangan yang menjalankan wilayah tersebut,’’ jelas Abbas. Pemerintah persatuan nasional, lanjut dia, tidak bisa melakukan apa pun di lapangan.

BACA JUGA: Terpikat Dakwah Radikal di Internet

Abbas menjelaskan, pemerintahan yang baru ingin memperbaiki kondisi di Gaza. Setelah dibombardir Israel selama 50 hari, kondisi Gaza benar-benar porak-poranda. Kerusakan serta kerugian materiil kali ini seratus kali lipat lebih parah daripada serangan Israel pada 2009 dan 2012. Lebih dari 2.100 warga Palestina juga kehilangan nyawa karena konflik itu.

Sejak serangan tersebut, Gaza mengalami kerugian ekonomi yang cukup parah. Diperlukan biaya sekitar USD 15 miliar (Rp 176,2 triliun) dan 15 tahun untuk membangun kembali segala kerusakan di Gaza. ’’Kami melakukan segalanya untuk meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza,’’ terang presiden yang juga dikenal dengan nama Abu Mazen itu.

Di tempat terpisah, juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengungkapkan, pernyataan Abbas tersebut mungkin keluar karena dia mendapat informasi yang salah. Hamas berencana terus melakukan pembicaraan untuk menjembatani perbedaan. (AFP/BBC/sha/c23/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gadis Lembut Itu Mendadak Jadi Radikal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler