Abbot Bujuk Toyota Bertahan di Australia

Kamis, 12 Desember 2013 – 21:12 WIB

jpnn.com - SYDNEY - Keputusan produsen mobil Holden untuk menghentikan produksinya pada 2017 memaksa Pemerintah Australia mengadakan pembicaraan dengan Toyota. Australia ingin meyakinkan raksasa otomotif dunia itu agar melanjutkan industri manufakturnya di Benua Kanguru itu.

Sebelum Holden, Ford juga menyatakan akan mundur dari Australia pada 2016. Hal ini membuat Toyota menjadi satu-satunya perusahaan produsen mobil yang masih beroperasi di sana. Bila Toyota juga hengkang, akan ada ribuan orang lainnya di Australia yang kehilangan pekerjaan.

BACA JUGA: Nuklir Rusia Jadi Bahan Bakar PLTN Amerika

Menurut BBC, Kamis (12/12), Toyota sempat mengatakan bahwa keputusan Holden akan memberi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada produsen mobil asal Jepang itu di Australia. "Jelas, pemerintah akan berbicara dengan Toyota. Kami ingin Toyota terus berproduksi di sini," ujar Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

Abbot menambahkan, pihaknya telah berbicara dengan kepala unit Toyota Australia, Max Yasuda. Dia menambahkan Toyota berada dalam posisi yang sedikit berbeda daripada Holden.

BACA JUGA: Singapura Sidik Pendatang

"Banyak produksi mereka yang dibuat untuk diekspor. Tampaknya, Toyota telah jauh lebih terintegrasi secara lokal ke dalam operasi global perusahaan, daripada dengan Holden," lanjutnya.

Holden dalam keputusannya menyalahkan penguatan mata uang Australia, kenaikan biaya produksi dan kecilnya pasar domestik sebagai alasan. Nilai dolar Australia (AUD) telah meningkat hampir 30 persen terhadap dolar AS (USD) selama lima tahun terakhir, sehingga membuat mobil buatan luar negeri jauh lebih murah bagi konsumen Australia. Menurut berbagai perkiraan, hampir 85 persen dari mobil yang dijual di negara itu berasal dari luar negeri. (esy/jpnn)

BACA JUGA: Uruguay Legalkan Ganja

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Berapi Super di Yellowstone Lebih Besar dari Dugaan Ilmuwan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler