Nuklir Rusia Jadi Bahan Bakar PLTN Amerika

Kamis, 12 Desember 2013 – 13:40 WIB

jpnn.com - WASHINGTON - Selama 20 tahun terakhir paling tidak 10 persen kebutuhan listrik Amerika Serikat dipasok dari negara bekas seterunya Rusia. Pasokan tersebut bukan lewat jaringan listrik antarbenua, tapi didapat dari 500 ton uranium bekas hulu ledak nuklir milik negara yang sebelum terpecah bernama Uni Soviet.

Mengutip laporan reporter National Public Radio, Geoff Brumfiel, disebutkan bahwa bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) itu didapat Amerika lewat program "Megatons to Megawatts" yang berlangsung sejak tahun 1993. Pengiriman terakhirnya disebut tiba di fasilitas penyimpanan nuklir AS pada Selasa pekan ini.

BACA JUGA: Singapura Sidik Pendatang

Program ini merupakan tindak lanjut perjanjian penonaktifan senjata nuklir seiring berakhirnya perang dingin antara Amerika-Uni Soviet pada awal tahun 90-an. Disebutkan Brumfiel, penjajakan pembelian uranium dilakukan staf Departemen Energi AS bernama Philip Sewell.

Diceritakan Brumfiel, Philip yang ditugaskan menelusuri keberadaan uranium di Soviet, langsung terkaget-kaget begitu menemukan fakta ribuan hulu ledak nuklir yang telah dinoaktifkan, tak hanya disembunyikan di dalam fasilitas militer bahkan gedung-gedung yang diterlantarkan.

BACA JUGA: Uruguay Legalkan Ganja

Pemimpin Rusia awalnya menolak proposal pembelian surplus uraniumnya dengan alasan harga diri, prinsip, dan patriotisme. Namun setelah diming-imingi jumlah uang yang tak sedikit, pelan namun pasti mereka melunak mau menjualnya.

Total harga uranium yang setara dengan 20 ribu bom itu mencapai USD 17 miliar atau sekitar Rp 204 triliun (1 USD = Rp 12 ribu). (pra/jpnn)

BACA JUGA: Gunung Berapi Super di Yellowstone Lebih Besar dari Dugaan Ilmuwan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Holden Putuskan Stop Produksi Mobil di Australia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler