ABG Diperkosa, Dipaksa Oral Seks

Sabtu, 14 Januari 2012 – 08:13 WIB

ACEH TAMIANG - Akibat terlalu percaya dengan kenalan baru, seorang siswi SMP kelas III jadi sasaran pemerkosaan. Gadis remaja itu dua kali digagahi, bahkan sempat dipaksa oral seks untuk memuaskan birahi tersangka. Meski demikian, aksi mesum urung diadukan kepada orang tua karena korban takut dibunuh. Perbuatan tersebut baru terbongkar, setelah dirinya curhat kepada teman sekelas. Alhasil, pemuda pengangguran itu pun langsung diciduk, kemarin malam.

Adalah Safri (20) pria asal Desa Bandar Baru, Kecamatan Bendaharan, Aceh Tamiang yang kini terpaksa meringkuk di sel tahanan. Pengangguran tersebut jadi biang kerok pemerkosaan, terhadap Melati (16)-nama samaran, pada 12 Desember 2011 lalu. Safri diringkus saat mendatangi rumah korban, di kawasan Kampung Simpang Empat, sekira pukul 20.00 WIB.

Menurut keterangan Melati kepada penyidik Polres Aceh Tamiang, mengatakan pemerkosaan berlangsung di areal kebun sawit, Desa Paya Rahat. Awalnya, ia berkenalan dengan Safri lewat ponsel, setelah nomornya diberi oleh salah seorang teman mereka. Percakapan berlanjut dengan kopi darat (pertemuan), pada 12 Desember kemarin. Korban tak dijemput ke rumah, melainkan ditemui di persimpangan jalan desa.

Kemudian Safri dan Melati berangkat menaiki sepmor, dengan tujuan melihat pertandingan futsal, di Pekan Sungai Yu. Tanpa curiga. Melati pun menurut saja, namun di tengah perjalanan ternyata pengangguran tersebut membelokkan keretanya ke lokasi kebun yang sepi.

Semula Melati sempat bertanya, tapi dibentak pelaku menyebut hendak menemui temannya sebentar. Rupanya Safri sudah terlebih dulu menyimpan niat jahat. Di tengah kebun nan senyap tersebut, tersangka segera memarkirkan sepmor. Ia pun menarik tubuh mungil korban, serta membaringkan di atas tanah.

Dalam kesempatan tersebut, Safri berhasil memperkosa Melati sebanyak dua kali. Yang pertama di atas sepeda motor, sedangkan selanjutnya di tanah. Untuk membungkam teriakan korban, pemuda itu membekap mulut sasarannya dengan tangan. Ia pun mengalami ejakulasi berulang-ulang, bahkan kemaluannya sempat dipaksa masuk ke dalam mulut Melati.

Puas melampiaskan hasratnya, pelaku pun kembali melontarkan ancaman.  "Kalo kau bilang sama siapa-siapa, awas nanti kubunuh," jelas Melati saat dihadapan penyidik.

Selanjutnya kedua insan ini pun kembali menaiki sepeda motor, keluar dari areal kebun sawit. Korban malam itu juga diantarkan sampai ke kampungnya dan tersangka pun pulang.

Setelah kejadian kemarin, tabiat Melati berubah drastis. Biasa sifatnya selalu ceria namun kini jadi pendiam.  Sayang keanehan tersebut tak diperhatikan kedua orang tua korban. Mereka menganggap hal itu biasa saja, sampai mendengar penuturan sahabat Melati, yang datang ke rumah untuk mengadu.  Pasalnya, siswi kelas III di salah satu SMP di Karang Baru tersebut curhat kepada temannya, Fitri.

"Aku ngadu pak sama Fitri, kalau sudah diperkosa si Safri. Kemudian Fitri yang datang ke rumah untuk memberitahu kepada orang tuaku," jelas Melati sedih.

Mendengar pengakuan sang anak, ayah dan ibu korban pun terkejut. Bak disambar petir di siang bolong, mereka mencak-mencak. Tak terima dengan perlakuan itu, selanjutnya menggiring Melati ke rumah sakit untuk membuat visum. Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui, selaput dara gadis ini sudah robek akibat sodokan benda tumpul.

Menindaklanjuti perkara tersebut, kasus kemudian bergulir ke kantor polisi. Aparat Polres Aceh Tamiang segera meluncur dan berhasil membekuk Safri. Tersangka ditangkap dari kediaman korban usai dijebak dan disuruh datang, guna melakukan hubungan seks kembali.

Terkait penangkapan ini, Kasat Reskrim Polres Aceh Tamiang, AKP Imam Asfali membenarkan. "TSK sudah diringkus dan barang bukti disita adalah pakaian, bersama celana dalam yang dipakai ketika korban diperkosa," pungkas Kasat.

Darah Abu Bakar sebagai orang tua Melati, benar-benar mendidih tatkala mendengar penuturan Fitiri, yang mengatakan anaknya telah jadi korban pemerkosaan. Ia tak menyangka, nasib tragis menimpa putri kesayangannya tersebut. Meski demikian, ia masih bisa menahan diri untuk tak membunuh tersangka, meski berhasil diringkus masyarakat, ketika berada di rumahnya sendiri.

Kepada Metro Aceh (Grup JPNN), Abu Bakar menyatakan bekerjasama dengan polisi untuk menjebak Safri. "Dia kami jebak, untuk datang ke rumah. Melati masih punya nomor ponselnya, saya suruh untuk meng-SMS pelaku, pada malam Minggu kemarin. Alasannya untuk bertemu kembali dan tidak lagi mempersoalkan kejadian kemarin," terang Abubakar.

Sementara itu, Safri yang tak merasa telah masuk perangkap, segera datang ke rumah korban di Kampung Simpang Empat. Namun sebelumnya ia menyuruh Melati untuk menyediakan kondom, karena ingin kembali berhubungan seks. Tujuan Safri agar Melati tak hamil lantaran masih sekolah SMP.

"Saat datang ke lokasi, ternyata Safri datang ke rumah bersama dengan teman-temannya. Beruntung di TKP sudah menunggu Sekretaris Desa dan Ketua Pemuda kampung. Kami langsung mengikat Safri, selanjutnya menyerahkan kepada petugas Polres Aceh Tamiang," terang Abubakar. (nur/RA)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 ABG Disiksa Oknum TNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler