Akibatnya, Bunga digilir oleh tiga pemuda yang memergokinya, lalu diperas karena saat diperkosa para pemuda bejad itu ternyata juga merekam adegan mesum tersebut.
Sumber Radar Sampit menyebutkan, peristiwa pemerkosaan terjadi pada Agustus lalu di sebuah hutan wilayah Desa Sungai Tendang, Kecamatan Kumai, persisnya tidak jauh dari kuburan di kawasan hutan Auri. Awalnya, korban, sebut saja Bunga, sedang berpacaran dan berbuat mesum dengan pacarnya. Perbuatan mereka kepergok tiga orang warga yang sedang berburu.
“Setelah ketahuan mereka berhenti, tapi malah disuruh main lagi dan di-shoting dengan HP oleh tiga orang itu,” ungkap sumber tadi. Setelah merasa puas mengambil gambar, ketiga orang yang diketahui warga Desa Sungai Tendang, kemudian mengancam muda-mudi tadi. Mereka menakut-nakuti dan kemudian meminta agar si-Bunga melayani ketiga orang itu.
“Mereka mengancam, jika tidak mau melayani, korban dengan pacarnya akan dibawa dan diarak keliling kampung. Kemudian videonya juga akan diedarkan. Jadi akhirnya siperempuan melayani,” ungkap sumber yang juga merupakan tetangga korban.
Kebejatan pelaku tidak berhenti sampai di situ. Setelah merekam dan menggilir korban, tiga orang tadi memeras korban. “Tiga orang itu memeras, kalau tidak diberi uang, videonya akan disebarkan,” ujarnya lagi.
Korban sempat diperas beberapa kali. Dalam memeras itu, sejumlah pelaku memanfaatnya seorang perempuan yang dikenal korban. Korban selalu memberikan uang karena takut videonya disebarluaskan dan oarngtuanya menjadi tahu.
“Merasa lama-lama keberatan, dan mungkin karena tidak punya uang, akhirnya korban menceritakan kepada orangtuanya. Lalu kasus ini dilaporkan ke polisi.” Kasus tersebut saat ini ditangani pihak Kepolisian Resor (Polres) Kobar. Namun, belakangan video mesum korban dengan pacarnya sudah beredar di kalangan masyarakat Pangkalan Bun dan Kumai.
Masih menurut sumber tadi, korban awalnya sekolah di salah satu SMK di Pangkalan Bun, namun sejak kejadian itu dia pindah di salah satu SMA di Kumai. Korban merupakan warga Jalan Brunai RT 16, Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai. Sedangkan pacar korban adalah warga Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan (Arsel). Sementara, sejumlah pelaku semuanya warga Desa Sungai Tendang Kecamatan Kumai.
Tokoh masyarakat Kumai, Komarudin, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia mengaku sangat prihatin terhadap korban dan keluarganya karena belakangan kasus tersebut menjadi heboh. “Kebetulan rumah korban tidak jauh dari tempat tinggal saya. Warga sini sempat geram dengan ulah para pelaku, tapi untung berhasil diredam. Pokoknya kita percayakan kepada aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini seadil-adilnya,” urai Komarudin.
Kapolres Kobar AKBP Novi Irawan melalui Kasat Reskrim AKP Juyanto, ketika dimintai konfirmasi membenarkan adanya kasus tersebut. Namun, Juyanto enggan membeberkan lebih jauh dengan alasan kasus tersebut kasus asusila. Juyanto hanya mengatakan, pihaknya sudah menahan dua tersangka, sementara seorang tersangka lagi masih burun. (gza/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curi 50 Ton CPO, Oknum Polisi Ditahan
Redaktur : Tim Redaksi