ABK yang Nyaris Disandera Abu Sayyaf Itu Sedih

Senin, 25 April 2016 – 08:45 WIB
Royke Fransy Montolalu, akhirnya bisa menggendong si buah hati dan berkumpul bersama keluarga. Foto: Willy Kalesaran/Manado Post

jpnn.com - MANADO - Suasana di terminal kedatangan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Minggu (24/4) sekitar pukul 23.15 WIT, mendadak ramai. Tiba-tiba, isak tangis terdengar. Seorang pria dikerumuni banyak orang, sepertinya keluarganya.

Dia berambut gondrong, sebahu. Tinggi sekira 170 cm. Berkulit kecokelatan. Memakai jeans biru gelap dan kaus hitam, dilapisi jaket biru bergaris merah. Pria itu mengenakan topi. Terkesan sengaja untuk menutupi identitasnya. 

BACA JUGA: Ciaaat...Fahri Ucapkan Selamat Milad PKS, tapi Kalimatnya Begini

Namun, 'penyamarannya' tak berlangsung lama. Dia, Royke Frans Montolalu, ketahuan. Apalagi, rencana kedatangannya semalam dari Jakarta, sudah tercium awak media. Suasana di terminal kedatangan, mendadak ramai. Montolalu yang sempat menjadi sandera Abu Sayyaf, tiba di Manado. Menumpang di pesawat Lion Air JT 730. 

Tak banyak yang mengenal awak kapal Tugboat (TB) Henry. Dengan gaya menyamar, sulit dikenali. Namun, isak tangis keluargalah yang membuat suasana terfokus pada momen penuh haru itu. Bahkan, keluarga penjemput lainnya terlihat bingung. Apalagi kehadiran puluhan wartawan. 

BACA JUGA: Wah, Fahri Sudah Dicueki

Terlihat jelas, raut wajah sedih bercampur bahagia menghapus sejenak rasa lelah dan penat selama perjalanan. Motolalu bergegas menjumpai keluarga tercinta. Rasa rindu tak tertahankan. Ia langsung memeluk Ririn Suroso dan Putri Montolalu, anaknya. 

Montolalu tiba di Manado seorang diri. Tidak ada pengawalan aparat, dan pendampingan dari perusahaan. “Ada (perusahaan). Tapi hanya sampai di Balikpapan saja,” katanya, dengan suara sedikit berat. 

BACA JUGA: Rahasia Iriana Jokowi...

Ia mengaku sangat bahagia bisa kembali ke Manado. Paling utama melihat isteri dan anak. “Saya sangat beruntung bisa melarikan diri bersama empat rekan. Saya pun sedih melihat teman yang tertembak, dan terus berdoa teman lainnya yang disandera cepat dibebaskan,” ujarnya, seperti dikutip dari Manado Post, Senin (25/4).

Baginya, itu kenangan yang tidak pernah dia lupa. Bisa lolos dari penyanderaan. “Tapi ini tidak membuat saya kapok melaut. Saya masih ingin melaut,” ucapnya tegas, saat ditanya apakah dengan peristiwa itu masih ingin melaut. “Hanya saja, saya masih ingin bersama-sama dengan keluarga dulu,” sambungnya. 

Jawaban itu, sontak direspons sang istri. “Tidak, saya tak mengizinkan,” ucap Ririn. Namun, bukan itu yang utama. Saat diwawancarai, Ia merasa sangat senang dengan kembalinya suami tercinta. 

Tidak menunggu waktu lama, Motolalu dan keluarganya langsung menumpang di mobil Xenia silver bernomor polisi DB 1633 BD langsung menuju ke kampung di Desa Matani, Lingkungan II, Tomohon. 

Diketahui, Montolalu merupakan satu dari lima Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat (TB) Henry, yang selamat dari upaya penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. Mereka berlabuh di dermaga Lantamal XIII di Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, sekira pukul 09.00, Jumat (23/4), kemarin. 

Selain dia, ABK yang selamat yakni Yohanis Serang, Sembara Oktafian, Rohaidi, dan Rumawi. Satu ABK TB Henry yang berada di Tawau, Malaysia, yakni Lambas Simanukalit. ABK ini belum bisa dipulangkan lantaran masih menjalani perawatan intensif pihak rumah sakit di Tawau.

Sementara empat awak lainnya termasuk nakhoda, (maaf) hingga kini disebut masih disandera kelompok yang diduga Abu Sayyaf. (yul/fir/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Saran Ganjar Pranowo untuk MPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler