Abraham Dianggap Tidak Berani Jujur, Tidak Hebat

Rabu, 03 April 2013 – 21:53 WIB
JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Gede Pasek Suardika menyayangkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad yang tidak kooperatif dengan tidak mau menyerahkan Blackberry miliknya kepada Komite Etik KPK.

Menurut Pasek, hal itu bertolak belakang dengan moto yang disampaikan oleh lembaga antikorupsi tersebut. "Hal itu seakan menampar moto KPK yang dilaunching pada hari anti korupsi lalu yakni Berani Jujur Hebat," ujar Pasek melalui pesan singkat, Rabu (3/4).

Seharusnya menurut Pasek, sebagai pimpinan tertiinggi di KPK, Abraham bisa memberikan contoh dengan jujur mendukung upaya Komite Etik yang dibentuk atas keputusan pimpinan KPK sendiri.

Dibalik itu semua, Pasek mengatakan,  keputusan Komite Etik harus dihormati. Karena menurut ketua Komisi III DPR tersebut, keputusan itu merupakan kemampuan maksimal yang bisa dilakukan dengan keterbatasan kewenangan yang mereka miliki.

Seperti diketahui, Anggota Komite Etik KPK Tumpak Hatorangan Panggabean mengatakan,  Wiwin Suwandi yang merupakan sekretaris Abraham membocorkan status Anas sebagai tersangka ke Irman melalui pesan Blackberry.

"Bahwa benar, hasil cloning Blackberry milik Wiwin Suwandi, pada Jumat 8 Februari 2013 pukul 08.17, Wiwin Suwandi berinisiatif mengabarkan status tersangka Anas Urbaningrum kepada Irmanputra Sidin," ujar Tumpak dalam sidang terbuka Komite Etik soal sprindik bocor, Rabu (3/4).

Menurutnya, dalam komunikasi via BBM itu Wiwin mengutip kata-kata dalam pesan Blackberry Abraham Samad kepada Tri Suharman. "Jangan sebut namaku dulu. Soalnya saya yang ambil alih kasus ini supaya bisa jalan, saya pakai kekerasan sedikit, makanya saya tidak mau tambah runyam," ujar Tumpak menirukan isi pesan Abraham yang disalin Wiwin.

"Kata-kata tersebut diakui oleh terperiksa I Abraham Samad sebagai kata-katanya sendiri," tegas Tumpak.

Bekas komisioner KPK yang membidangi penindakan itu menambahkan, Abraham tak mau menyerahkan Blackberry miliknya kepada Komite Etik guna dilakukan proses cloning agar dapat diketahui komunikasi lengkap antara Ketua KPK itu dengan Tri. Meski demikian, kata Tumpak, Wiwin mengaku pernah berkomunikasi dengan wartawati bernama Dwi Anggia pada Jumat 8 Februari 2013 pukul 14.22. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPR Absen dari Rapat Paripurna Enam Kali

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler