jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, mengkritisi akun-akun anonim yang banyak bermunculan di media sosial. Sebab akun anonim itu memberikan berita negatif.
"Media sosial bukan untuk menyerang. Banyak akun palsu seperti Trio Macan, Jilbab Hitam yang malah memberikan berita negatif," kata Abraham di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/12).
BACA JUGA: Dipanggil KPK, Politikus Demokrat Mengaku Sakit Tumor Prostat
Menurut Abraham, kecanggihan dunia maya seharusnya dimanfaatkan secara positif. Jika tidak maka akan memberikan efek negatif. "Kalau tidak akan banyak berita negatif," katanya.
Abraham mengaku, pernah mempunyai pengalaman buruk dengan media sosial. "Ketika baru pertama kali terpilih menjadi Ketua KPK, tiba-tiba muncul akun yang mengatasnamakan saya," katanya.
BACA JUGA: Sarankan Anas Fokus Hadapi KPK Ketimbang Berceloteh soal SBY
Penggunaan namanya membuat Abraham kaget. Sebab, akun palsu yang menggunakan namanya itu menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Seolah-olah saya yang bicara, padahal saya tak pernah membuat (akun twitter)," ujar Abraham.
Namun, ia tak memungkiri media sosial tidak selalu berdampak negatif. Ada juga manfaat positifnya. "Contoh ketika kemarin KPK diserang. Hampir sebagian besar pengguna media sosial memberi dukungan positif yang begitu besar," kata Abraham.
BACA JUGA: Presiden PKS Klaim Kepercayaan Publik Telah Kembali
Sementara itu, Direktur Political Communication Institute Heri Budianto mengatakan, penggunaan akun palsu dalam cybercommunity memang tidak dapat dihindari. Sebagai komunitas maya, sosial media membuka peluang pada siapapun.
"Siapapun dapat dirugikan atau diuntungkan. Itulah konsekuensi dari perkembangan teknologi komunikasi tersebut," kata Heri.
Terkait dengan akun palsu, Heri menyatakan, secara "the real community" itu tidak bisa dibenarkan. Karena dapat merugikan banyak pihak, baik personal maupun masyarakat.
Namun, kenyataan itu tentu marak di dunia maya yakni khususnya sosial media.
Heri menambahkan, akun palsu yang kemudian dipakai untuk menyerang orang lain atau pembunuhan karakter tentu sangat mengerikan.
"Saya kira itu tidak dapat dibenarkan dan tentu mestinya bisa diusut oleh pihak berwenang misalnya kepolisian, jika ada laporan dari pihak yang dirugikan," ujarnya.
Namun, menurut Heri, dari sisi keterbukaan, akun semacam Trio Macan memberikan informasi yang mendekati kebenaran. "Kadang ada informasi yang mendekati akurat, dan terkadang itu membantu publik untuk mengetahui tentang satu hal yang terkait pejabat negara atau penyelenggara negara," katanya.
Meski begitu, Heri menyatakan, masyarakat tidak boleh serta merta mempercayai informasi yang disampaikan akun tersebut. "Masyarakat harus mengolah lagi informasi yang disampaikan," ujarnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Bincang-bincang, Irgan Bantah Berkelahi dengan Nasir
Redaktur : Tim Redaksi