Abuya Muhtadi Minta Ansor Jadi Pagar Utama Jaga NKRI

Selasa, 21 November 2017 – 12:34 WIB
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, PANDEGLANG - Kiai karismatik dari Pondok Pesantren Cidahu, Pandeglang, Banten, KH Abuya Muhtadi mengajak seluruh komponen masyarakat untuk siap mengantisipasi paham radikal yang saat ini berkembang.

Karena itu, dia meminta kepada Gerakan Pemuda Ansor untuk ikut memberi sumbangsih kepada negara dalam upaya mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi terhadap berkembangnya paham radikal agama tersebut.

BACA JUGA: Ketua Umum GP Ansor Cicipi Kopi Barista Naker

"Ansor harus mengantisipasi segala kemungkinan. Menjaga negara baik-baik. Sekarang ini banyak ormas-ormas berpaham radikal yang mencoba mengacak-acak negara dan masyarakat," tegas Abuya di depan ratusan kiai muda Ansor se-DKI, Banten, dan Jawa Barat, di Ponpes Cidahu, Pandeglang, Banten, Senin (20/11).

Sekitar 400 kiai muda yang tergabung dalam Rijalul Ansor tiga provinsi tersebut datang ke Ponpes milik Abuya Muhtadi untuk mengikuti Halaqoh Kiai Muda Gerakan Pemuda Ansor bertema Di Mana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung yang berlangsung hingga Senin (20/11) malam.

BACA JUGA: Gus Yaqut: Jadikan Sepak Bola Alat Pemersatu Bangsa

Hadir sebagai pembicara Khatib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Lesbumi KH Agus Sunyoto, dan lain-lain.

Ketua PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang hadir dalam acara itu mengatakan, acara halaqoh ini salah satunya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui para kiai muda untuk mewaspadi penyebaran paham radikal atas nama agama. 

BACA JUGA: Bu Risma Bongkar Masjid, GP Ansor Kecewa

"Radikalisme agama ini mengancam keutuhan NKRI dan sendi-sendi kehidupan beragama yang majemuk, terutama membenturkan sesama umat Islam. Melalui para kiai muda Ansor, kita  mengajak jemaah agar waspada," kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Gus Yaqut juga mengingatkan setiap dakwah yang dilakukan tak lepas dari khazanah dan kearifan lokal.

Sebab, Islam Indonesia adalah hasil dari akulturasi budaya lokal dan agama Islam itu sendiri. 

"Saya mengajak untuk menoleh kembali pandangan Islam di mana bumi kita pijak. Jangan asal impor pemahaman Islam dari luar. Islam Nusantara yang tidak menafikan budaya lokal inilah kekuatan Islam Indonesia. Seperti dakwah Walisongo dan kiai-kiai NU," ujarnya.

Ketua Rijalul Ansor Sholahulam Notobuwono mengatakan, paham-paham radikal berupaya terus menyusup ke tengah-tengah masyarakat hingga lingkungan pondok pesantren.

Dia mengimbau warga tidak menelan mentah-mentah jika ada orang atau kelompok tertentu yang menyebarkan ajaran yang dirasa menyimpang.

"Tanya ke kiai atau ulama. Apa yang disampaikan jangan diterima begitu saja," ujarnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Yaqut: Kebinekaan adalah Kekuatan Bangsa Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler