ACCA Ungkap Kompleksitas Sistem Audit Bisnis di Masa Mendatang

Selasa, 30 November 2021 – 15:13 WIB
ilustrasi, memakai aplikasi keuangan untuk bisnis.Foto: Annizhamul H/JPNN.COM

jpnn.com, JAKARTA - Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) mengungkapkan standar audit makin kompleks.

Pasalnya, kebutuhan publik juga makin beragam, sehingga membutuhkan metode dan rumus yang baru.

BACA JUGA: Kiai Maman Mendorong Audit Keuangan MUI

Head of Policy ACCA Chun Wee menyatakan International Auditing and Assurance Standard Boards (IAASB) telah menerbitkan The Exposure Draft of Proposed International Standard on Auditing for Audits of Financial Statements of Less Complex Entities (ED-ISA LCE).

"Ketika disetujui akan ditetapkan sebagai standar audit tersendiri untuk mengaudit laporan keuangan dari entitas yang masuk kriteria Less Complex," ujar dia.

BACA JUGA: Tangki Kilang Pertamina Kembali Terbakar, Awiek DPR: Perlu Dilakukan Audit Investigatif

Member IAASB itu menyampaikan untuk menerapkan ED-ISA ada beberapa prinsip yang perlu diketahui.

Chun Wee menjelaskan di antaranya adalah materi esensial, pendekatan berbasis risiko, berbasis prinsip, berdasarkan konsep dasar dari ISAs, dapat dipahami dengan jelas dan ringkas, serta berfokus pada output yang diharapkan.

BACA JUGA: Sudirman Said Usulkan Audit demi Sudahi Spekulasi Bisnis PCR Menteri

“Kalau kalian tidak mendapatkan standar yang sama, maka kalian tidak akan mendapatkan hasil yang sama. Oleh karena itu, ini menjadi sangat penting untuk menerapkannya,” ujar Chun Wee dalam keterangan yang diterima, Selasa (30/11).

Di sisi lain, untuk penerapan Less Complex Entities (LCE) memberikan kontribusi penting bagi ekonomi dunia dan menyumbang sebagian besar entitas secara global.

"Standar baru yang berdiri sendiri untuk audit entitas yang kurang kompleks atau LCE ini nantinya dirancang khusus untuk audit entitas yang kurang kompleks," ungkapnya.

Hal itu didasarkan pada konsep yang mendasari dari standar internasional tentang sistem audit, dikembangkan agar dapat dimengerti, jelas dan ringkas.

"Mengurangi risiko perbedaan yurisdiksi dengan mendorong konsistensi dan komparabilitas secara global dan akan mencapai hasil audit yang berkualitas," beber Chun Wee.

Pada saat yang sama, struktur dan transaksi yang semakin kompleks perlu ditangani dalam Standar Internasional tentang Audit (ISA). Kompleksitas dalam ISA ini dapat menimbulkan tantangan bagi audit entitas yang kurang kompleks.

"Berdasarkan umpan balik IAASB telah mengembangkan rancangan standar yang proporsional dengan sifat dan keadaan yang khas untuk mengaudit entitas yang kurang kompleks dan responsif terhadap tantangan pemangku kepentingan tersebut yang menjadi solusi global," kata doa.

Supervisor Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I Kusumaningsih Angkawijaya mengatakan dewasa ini standar auditing menjadi semakin panjang prosesnya, sulit, dan kompleks untuk diaplikasikan.

"Untuk merespons ini IAASB sejak tahun 2019 mengenalkan proyek baru mengenai standar yang berbasis pada kebutuhan publik," ucap dia.

Menurut dia, dengan pergerakan yang cepat karena kebutuhan yang mendesak pada Juni 2020 ini draft hasil standar auditing untuk LCE ini muncul.

"Ini merupakan pendekatan baru dari IAASB dengn menggandeng pemerintah, profesional, dan praktisi yang melakukan pertemuan secara berkala untuk merumuskan materi dalam draft tersebut," ujar dia.

Kusumaningsih menyebut standar baru untuk LCE ini flow audit akan semakin singkat dan mudah karena banyak sekali material yang diringkas sehinga bisa cepat.

“Ini sangat penting bagi praktisi di Indonesia untuk mengadopsi standar tersebut. Mereka harus memastikan bahwa standar ini hanya dipakai untuk entitas kurang kompleks bukan lainnya yang justru memengaruhi kualitas audit,” tutupnya.

Head of ACCA Indonesia Hani Karunia menjelaskan profesi akuntan di tanah air harus sigap dengan standar global. Apalagi selama ini, standar yang berlaku di Indonesia selalu mengacu dan inline dengan standar yang telah diterapkan di dunia internasional.

"Ini adalah penting di mana selama masa pandemi bisnis UMKM yang rata-rata termasuk di dalam kategori LCE/ Less Complex Entities terbukti menjadi fondasi negara kita dalam membangun ekonomi agar tetap berjalan," katanya.

Entitas yang lebih kecil atau kurang kompleks yang disebut LCE tidak hanya memberikan kontribusi penting bagi ekonomi dunia tetapi secara lebih spesifik untuk Indonesia.

"Terutama saat ini, ekonomi kita sedanv dalam tahap recovery sehingga penguatan sektor UKM ini sangat fundamental," ujar Hani. (mcr10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler