Lahirnya perusahaan Petro Aceh, kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA), Nasruddin Daud, dalam rangka melahirkan sebuah manajemen yang bersifat jangka panjang untuk generasi mendatang.
"Nantinya semua perusahaan migas yang bergerak di Aceh akan tunduk dibawah payung hukum manajemen Petro Aceh," ujar Nasruddin Daud kepada wartawan, Jumat (5/4).
Untuk mempersiapkan semua ini, kata mantan Kepala Bappeda Kota Banda Aceh itu, perlu persiapan matang. Terutama rekrutmen dan mendidik Sumber Daya Manusia untuk dididik di luar negeri paling kurang selama lima tahun ke depan.
Saat ini, katanya, Pemerintah Aceh sedang menjajaki kerjasama dengan Petronas, Malaysia dan Statoil, Norwegia, karena perusahaan didua negara ini sangat bagus manajemennya.
"Inilah yang akan kita contoh seperti negara tetangga, setelah mereka lulus, barulah kemudian dipulangkan ke Aceh untuk mengembangkan bisnis perminyakan. Kita harapkan dengan kekayaan sumber daya alam Aceh, bisa mencukupi sumber migas kita," kata Nasruddin.
Nasruddin mencontohkan, bagaimana suksesnya Negeri Trengganu, Malaysia dalam hal mengelola perminyakan di daerah itu, salah satunya mereka mengirim putra-putra terbaik untuk dididik ke luar negeri selama beberapa tahun dan setelah selesai mereka kembali pulang ke daerah asalnya dan sampai saat ini semakin berkembang.
"Saya pikir Aceh masih sangat berpeluang dengan SDA migas, apalagi sekarang sedang dilakukan revitalisasi pipa gas PT Arun dari Aceh Utara ke Sicanang, Belawan, Sumatera Utara sepanjang 329 km," jelasnya. (imr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Minta Segera Kibarkan Bendera Aceh
Redaktur : Tim Redaksi