jpnn.com, JAKARTA - Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mendeklarasikan diri sebagai calon tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
Kedua provinsi tersebut optimistis bisa memenangi bidding yang dilakukan pada September 2018.
BACA JUGA: Sisir Bandar Baru, Polisi Amankan 16 Perempuan Cantik dan 12 Kondom
Deklarasi dilakukan di Gedung KONI Pusat, Senayan, Jakarta, Jumat (9/6) sore.
Sejumlah pejabat pemprov dan pengurus teras KONI Sumut serta Aceh ikut serta.
BACA JUGA: Heboh, Harimau Sumatera Masuk Kampung, Ya Begini Jadinya...
Mereka juga meminta dukungan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman.
Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis mengatakan, pihaknya bersama Aceh akan berjuang keras merangkul seluruh KONI provinsi di Indonesia agar mendukungnya.
BACA JUGA: Pasangan Gay Dicambuk, Diliput Banyak Media Asing
Pihaknya ingin diberi kesempatan karena kali terakhir menjadi tuan rumah PON pada 1953 silam.
"Kami akan berjuang bersama-sama saat bidding nanti. Kalau bisa menang, ini akan jadi sejarah pertama kali bahwa dua provinsi menjadi tuan rumah bersama," kata Ismadi.
Terkait persaingan dari daerah lain, Ismandi mengaku akan meminta pengertian.
"Kami tidak menganggap saingan jika ada provinsi lain yang berminat tapi kami akan meminta pengertiannya agar Sumut dan Aceh diberikan kesempatan," kata Ismadi.
Menurutnya, KONI Sumut dan Aceh telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai tuan rumah bersama.
"Kami akan bagi rata cabang-cabang yang dipertandingkan, baik di Sumut dan Aceh berdasarkan asas keadilan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Harian KONI Aceh Kamarudin Abu Bakar mengatakan, pihaknya memiliki mimpi besar untuk andil memajukan olahraga di Indonesia.
Salah satu caranya dengan menjadi tuan rumah PON meski dilakukan bersama Sumut.
"Ini sudah jadi cita-cita kami, Medan dan Aceh maju bersama-sama jadi tuan rumah. Kami mohon dukungan semua pihak," terang Abu Bakar.
Untuk menjadi tuan rumah, ada syarat administrasi yang harus dipenuhi.
Salah satunya membayar uang pendaftaran sebesar Rp 1 miliar kepada KONI Pusat.
Dana itu sudah disiapkan untuk dibayarkan pada September 2017.
"Setelah pendaftaran, kami akan keliling Indonesia untuk melakukan pendekatan dengan teman-teman KONI di masing-masing provinsi. Mudah-mudahan tidak ada pesaing supaya kami langsung ditetapkan sebagai tuan rumah," kata dia.
Khusus keamanan di Aceh, Abu Bakar meminta semua pihak tak terlalu khawatir.
Sebab, kondisi Aceh saat ini berbeda dengan awal 2000-an ketika ada organisasi yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
"Semua sudah tahu Aceh sekarang aman dan damai. Jadi, jangan khawatir. Kami percayakan masalah keamanan itu nanti pada pihak kepolisian," ujarnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aceh Dilarang Rekrut Guru Baru
Redaktur & Reporter : Ragil