jpnn.com, ACEH - Pariwisata Aceh tak mau ketinggalan dari daerah lain. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh menawarkan paket wisata yang disebut Family Friendly melalui sales mission di tiga kota besar Malaysia pada 26-28 April.
Sales mission tersebut merupakan rangkaian promosi Wonderful Indonesia yang dilakukan Kementerian Pariwisata di Seremban, Malaka, dan Johor Bahru.
BACA JUGA: Jokowi: Promosikan Pariwisata Indonesia di Hongkong
Aceh yang ikut serta dalam agenda itu langsung menawarkan paket Wonderful Ramadhan in Aceh, Discover Aceh, Aceh Adventure, Aceh Underwater, Tsunami Heritage serta Banda Aceh-Sabang.
Selain itu, ada juga Wonderful Idul Adha in Aceh, Muharram in Aceh, Muhibbah Sejarah dan Budaya di Aceh, dan lainnya.
BACA JUGA: Jokowi Promosikan 10 Bali Baru ke Pebisnis di Hong Kong
"Kegiatan ini juga menjadi strategi pemasaran pariwisata di Malaysia. Ada sejumlah paket wisata yang ditawarkan dalam kegiatan sales mission tersebut, khususnya paket wisata family friendly yang banyak dimiliki Aceh," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Pahlevi, Senin (1/5).
Reza berharap, penawaran paket-paket wisata tersebut dapat menarik wisatawan Malaysia berkunjung ke Aceh. Apalagi, tren kunjungan wisatawan Malaysia ke Aceh meningkat setiap tahunnya.
BACA JUGA: Pesona Kampung Batik Giriloyo, Dari Membatik Hingga Pecel Mbang Turi
"Jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh terus meningkat. Tahun 2016 sudah mencapai 30.038 orang, naik dari tahun 2015 yang hanya 21.046 orang. Kami berharap tahun ini jumlahnya meningkat," papar Reza.
Selain menawarkan paket wisata, sales mission di Malaysia juga menjadi ajang memperbaiki citra Aceh yang selama ini masih negatif oleh sebagian pelaku industri pariwisata di Malaysia. Utamanya terkait peraturan syariat yang dinilai terlalu ketat.
"Pencitraan Aceh selama ini masih negatif di luar negeri. Seperti pemakaian jilbab, masalah keamanan, akses, dan lainnya. Padahal,
anggapan negatif tersebut bertolak belakang dengan kenyataannya. Aceh sangat aman dan kondusif," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Rahmadani.
Selain Aceh, Kemenpar memfasilitasi 15 pelaku usaha bidang pariwisata (travel agent) di Indonesia untuk bertemu dengan para travel agent di luar negeri lewat sales mission ini.
Pembukaan sales mission di Malaysia dimulai dari Saremban. Setelah Seremban, sales mission dilanjutkan di Malaka dan Johor Bahru.
"Sebanyak 15 travel agent dari Indonesia bertemu dengan 15 travel agent dari Malaysia. Harapannya, timbul kerja sama antara para travel agent dari kedua negara. Sehingga kita dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia," ujar Kepala Bidang Misi Penjualan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Pupung Thariq Fadhillah saat pembukaan Sales Mission di Hotel The Royale Bintang Saremban.
Pupung menjelaskan, Malaysia dipilih karena merupakan pasar potensial bagi pariwisata Indonesia.
Selain dekat secara geografis, Malaysia juga memiliki kedekatan dengan Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari perspektif sejarah dan budaya pada kedua negara.
"Latar belakang sejarah, semua itu terkait, banyak leluhur-leluhur berasal dari Sumatera Barat datang ke Malaysia. Sebagian cikal bakal orang-orang di sini (Malaysia) berasal dari Indonesia," kata Pupung.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana menambahkan, saat ini Malaysia masih berada di posisi empat besar pemasok kunjungan wisman terbanyak ke Indonesia setelah Tiongkok, Singapura, dan Australia.
Adanya program Sales Mission ini diharapkan dapat meningkatkan wisatawan asal Malaysia.
I Gde Pitana menjelaskan, alasan Kemenpar membidik Seremban, Malaka, dan Johor Bahru pada Sales Mission kali ini, karena ketiga kota tersebut berada di semenanjung barat Malaysia.
Seremban dan Malaka adalah kota-kota yang dekat dengan Kuala Lumpur. “Jadi sangat potensial untuk digarap dengan memanfaatkan hubungan Kuala Lumpur,” kata Pitana.
Istilah "wisata halal" oleh rapat di yang dipimpin I Gde Pitana di ATM Dubai, 25 April 2017, diputuskan, untuk kepentingan promosi, rapat mengusulkan menggunakan istilah "Family Friendly" Destination.
Itu untuk menggantikan kata-kata Halal Tourism atau Muslim Tourism. Peserta rapat I Gde Pitana, Samsriono Nugroho, Judi Rifajantoro, Nia Niscaya, Rita Sofia, Ayu, VITO KSA, VITO Middle East, VITO Halal.
Menpar Arief Yahya menyebut Pasar Malaysia itu sangat cocok berwisata ke Indonesia. Mereka yang sudah berumur, cocok dengan Bali atau 10 destinasi prioritas.
Mereka yang paruh baya bisa bermain golf. Kebetulan sudah ada 114 golf course Indonesia yang standar internasional. Sementara ibu-ibu dan anak-anak mudanya bisa berwisata belanja dan kuliner.
“Ada banyak destinasi menarik yang ditawarkan kepada pasar Malaysia. Dan jangan lupa, Indonesia sudah diakui sebagai ASEAN favourite destination. Berwisata ke Indonesia tidak akan rugi,” kata Arief. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sate Ayam Bakal Makin Akrab di Lidah Warga Swiss
Redaktur : Tim Redaksi