jpnn.com - KAPOLDA Aceh Irjen Husein Hamidi mengatakan Aceh menjadi produsen ganja terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand. Selain itu, provinsi paling ujung barat Indonesia itu masih menjadi pintu masuk peredaran narkotika jenis sabu-sabu yang dipasok dari negara tetangga Malaysia.
Hal ini diungkapkan Kapolda Aceh kepada wartawan usai acara pemusnahan barang bukti narkoba hasil tangkapan medio Juni sampai Agustus 2014 di Mapolda Aceh, Kamis (28/7).
BACA JUGA: Sebelum Gantung Diri, Pemuda Tulis Surat Untuk Keluarganya
"Ini dimungkinkan karena hampir setiap daerah di Aceh, kawasan hutannya menjadi perladangan ganja. Ini seperti di kawasan Aceh Besar, Gayo Lues, Bireuen, Aceh Tenggara dan di beberapa kawasan Aceh Tengah. Setiap tahunnya ada saja perladangan ganja baru kita temukan," tukasnya.
Disebutkannya juga Aceh menjadi pintu masuk utama Sabu-sabu dari kawasan Indonesia barat. Masuknya sabu-sabu ini melalui ada melalui jalur udara dan laut untuk kemudian disalurkan ke daerah lainnya yakni ke Medan, Palembang hingga ke Jakarta melalui jalur darat.
BACA JUGA: Kisah Cinta Berakhir, Pemuda Ini Gantung Diri
"Untuk saat ini belum ada terpantau bahwa di daerah kita memproduksi sabu, jadi masih menjadi daerah transit sabu," tukasnya lagi.
Kapolda menjelaskan, pada momen tersebut pihaknya memusnahkan barang bukti ganja sebanyak 1,09 ton terdiri dari 239.000 batang ganja dan 640 bal ganja kering siap edar disita medio Juni sampai Agustus 2014. Ganja ini disita dari 2 tersangka tersangka Zulkifli Djafar dan Al Mufardis.
BACA JUGA: Keluar Rumah agar Kawannya Leluasa Memerkosa
Selain ganja, juga dimusnahkan 1.028 gram sabu hasil sitaan petugas di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) milik tersangka Fakhri Kasim. Pemusnahan barang haram ini dilakukan dengan melarutkan dengan cairan kimia lalu dibakar. Kedua jenis narkoba itu bila diuangkan dalam nilai rupiah sejumlah Rp 5 miliar. (min)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh Foto Mesum Perempuan PNS Pemko Bandung
Redaktur : Tim Redaksi