Acer Edu Summit 2023 Dibidik jadi Pendorong Transformasi Digital Pendidikan

Kamis, 14 Desember 2023 – 06:23 WIB
Para pembicara dalam Acer Edu Summit 2023. Foto: dok Acer

jpnn.com, JAKARTA - Chief Operating Officer Acer Indonesia Leny Ng mengatakan peran transformasi digital sangat krusial untuk membentuk Indonesia yang lebih maju.

Sebagai partner dalam mewujudkan transformasi teknologi di dunia pendidikan, Acer memahami bahwa masa depan pendidikan dimulai sejak dini.

BACA JUGA: Acer Edu Summit 2023 jadi Ajang Mencari Solusi dari Tantangan Dunia Pendidikan 

Oleh karena itu, Acer kembali menyelenggarakan Acer Edu Summit 2023.

Mengangkat tema “Education Outlook 2024: Keberlanjutan Transformasi Digital pada Lanskap Pendidikan Indonesia”, Acer mendorong peran sekolah dan guru dalam menghadapi tantangan transformasi global dengan langkah keberlanjutan yang proaktif terhadap dinamika perubahan.

BACA JUGA: Begini Cara Menerapkan Transformasi Digital di Sektor Pendidikan

“Kami berkomitmen untuk menjadi penggerak utama dalam mendorong perubahan positif di dunia pendidikan Indonesia,” ungkap Leny di seperti dikutip, Rabu (13/12).

Acer Edu Summit merupakan bukti komitmen perusahaan terhadap dunia pendidikan di Indonesia dengan menghadirkan narasumber serta praktisi pendidikan untuk berbagi pengetahuan yang diperlukan dan menawarkan beragam solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global.

BACA JUGA: Unika Atma Jaya Fokus Menelaah Teknologi AI bagi Dunia Pendidikan

“Untuk mencapai transformasi yang berkelanjutan, kami menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk itu Acer berharap, wawasan yang disampaikan oleh para narasumber memberikan keterampilan praktis kepada guru, kepala sekolah, badan pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan di dalamnya,” tambah Leny Ng.

Sejumlah narasumber yang hadir pada Acer Edu Summit 2023 adalah Muchamad Sidik Sidiyanto, S. Ag., selaku Plt. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama; Dr. Iwan Syahril, S.IP., M.A., Ed.M., Ph.D, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; dan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, selaku Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia dan Pendiri Rumah Perubahan. Di samping itu, juga hadir Prof. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D., President, International Council for Open and Distance Education (ICDE), Former Chancellor of Indonesia Open University (Universitas Terbuka) yang membahas mengenai revitalisasi pendidikan di era digital, khususnya strategi sekolah dan guru dalam menghadapi tantangan Artificial Intelligence (AI), serta Dr. Ir. Charles Lim, selaku Senior Technical Advisor, Acer Cyber Security Inc., yang membahas mengenai keamanan cyber dalam pendidikan, khususnya dalam menjaga intellectual property sekolah dan data privasi siswa.

Plt. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Muchamad Sidik Sidiyanto, S. Ag., mengakui bahwa transformasi digital merupakan kunci dalam memajukan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan madrasah di bawah Kementerian Agama.

Pemerintah memberikan dukungan penuh karena madrasah perlu secara aktif mengadopsi inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengelolaan lembaga.

“Madrasah tidak hanya dapat memainkan peran sentral dalam melahirkan generasi yang tidak hanya kuat dalam nilai-nilai keagamaan, tetapi juga terampil dalam menghadapi tantangan dunia digital,” katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek Dr. Iwan Syahril, S.IP., M.A., Ed.M., Ph.D mengatakan sebagai negara dengan sistem pendidikan terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak akan mampu melakukan eskalasi percepatan perubahan seperti ini tanpa teknologi.

Menurut Iwan, peran penting teknologi dan Kemendikbudristek juga telah melakukan perubahan model perancangan, serta penerapan teknologi pendidikan, mulai dari menghadirkan produk-produk yang diperlukan oleh ekosistem pendidikan nasional.

“Sehingga memberikan solusi yang benar dibutuhkan oleh guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan juga murid-murid,” ucap Iwan.

Adapun acara yang diselenggarakan secara hybrid ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari pemangku kepentingan pendidikan seperti pimpinan sekolah, kepala kurikulum, pemerintah, yayasan sekolah dengan jenjang sekolah dasar sampai menengah.

Kegiatan ini dihadiri lebih dari dua ribu peserta daring dan lebih dari tiga ratus peserta luring. Agenda ini didukung oleh Kementerian Agama, Kemendikbudristek, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yayasan pendidikan yang terdiri dari Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Indonesia, Badan Musyawarah Perguruan Swasta, Jelajah Ilmu, Intel Indonesia, PT Intan Pariwara, Pusat Kajian Pendidikan dan Budaya Dewantara, HiLo, Biznet, dan berbagai pihak lainnya.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler