Ada-ada Saja, 18 Orang Ini Rela Sembunyi Truk Molen Demi Mudik

Selasa, 05 Mei 2020 – 19:21 WIB
Beberapa pria keluar satu-persatu dari truk molen. Foto: Gulf News

jpnn.com, JAKARTA - Tak hanya di Indonesia, pemerintah India juga melarang warganya untuk melakukan bepergian jarak jauh. Hal itu untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.

Namun di tengah larangan itu membuat sebagian orang mempunyai ide-ide liar untuk bisa lolos dari pengawasan petugas. Salah satu cara yang dilakukan ialah menggunakan angkutan kendaraan yang tidak lazim digunakan penumpang manusia untuk mengelabui petugas.

BACA JUGA: Ini Syarat Petani Miskin yang Mendapat Bantuan dari Jokowi

Di India, beberapa warga memutuskan untuk mudik dengan cara yang ekstrim. Mereka memanfaatkan truk molen yang biasa digunakan untuk mengaduk semen agar bisa lolos dari petugas.

Dari video yang diunggah di akun pribadi Ani, terlihat ada sekitar 18 warga Madhya Pradesh masuk ke dalam mesin pengaduk yang dilubangi dengan sengaja di bagian sampingnya.

BACA JUGA: Update Corona 5 Mei: Kasus Pasien Meninggal Hari Ini Terendah Sepanjang Mei

Dikutip dari laman Gulf News, Selasa (5/5), dengan acara itu mereka berharap petugas tidak memeriksa hingga ke dalam besi bundar berukuran besar itu.

Awalnya berjalan dengan mulus. Namun tiba-tiba sopir truk menujukkan gelagat mencurigakan ketika diperiksa. Ia tampak salah tingkah ketika ditanya soal tujuan dari perjalanan.

BACA JUGA: Update Corona 5 Mei: Kasus Pasien Sembuh Hari Ini Tertinggi Sepanjang Mei dan April

Kemudian petugas pun mulai curiga dan memeriksa truk molen itu. Ketika diperiksa petugas pun terkejut menemukan belasan orang di dalamnya.

Petugas memintan agar semua orang yang ada di dalam keluar dari lubang kecil di sisi pengaduk semen secara bergantian. Mereka semuanya diminta berbaris dan diberi peringatan agar tidak melakukan perjalanan jauh.

Di ketahui, semenjak India melakukan lockdown banyak pekerja migran dalam beberapa minggu harus kehilangan pekerjaan. Mereka terpaksa melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman karena kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki uang untuk makan. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler