jpnn.com, WASHINGTON - Usai dilantik dan mengucap sumpah jabatan sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS), Joe Biden berhasil tiba dengan selamat di Gedung Putih yang dijaga oleh lebih dari 25.000 tentara.
Penjagaan ketat yang belum pernah terjadi sebelumnya itu memastikan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris aman dari insiden dalam sebuah upacara pelantikan di luar gedung Kongres AS, Capitol, Rabu (20/1).
BACA JUGA: Jelang Pelantikan Joe Biden, Pemblokiran Akun YouTube Donald Trump Diperpanjang
Dua minggu yang lalu massa menyerang gedung Capitol untuk mencegah Kongres menyatakan kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris.
Namun upaya tersebut berujung pada kegagalan.
BACA JUGA: Detik-Detik Donald Trump Tinggalkan Gedung Putih, Ada Tradisi yang Dilanggar
Setelah keluar dari Capitol dengan iring-iringan mobil yang lambat, Biden dengan cepat melanjutkan perjalanannya.
Sampai di blok terakhir dari Departemen Keuangan ke Gedung Putih, tanpa diduga ia menyapa beberapa tamu yang diundang serta para jurnalis di sepanjang jalan.
BACA JUGA: MD Masuk Kamar Sampai Dekat Kasur, Berbuat Tidak Terpuji, Terekam CCTV
"Hanya beberapa hari setelah massa yang melakukan huru-hara di Capitol dan mereka mengira bisa menggunakan kekerasan untuk membungkam keinginan rakyat, menghentikan kerja demokrasi kita, itu tidak terjadi. Itu tidak akan pernah terjadi. Tidak hari ini, tidak besok, tidak selamanya," kata Biden dalam pidato pengukuhannya di Capitol.
Beberapa kelompok ekstremis sayap kanan telah berjanji untuk mengganggu pelantikan Biden setelah serangan 6 Januari, tetapi hanya protes yang tersebar yang muncul pada hari Rabu.
Di luar Union Station, terminal kereta kota, pasukan Pengawal Nasional yang membawa senapan berdiri di belakang pagar berlapis kawat yang menutup Capitol Hill.
Sekelompok kecil pengunjuk rasa berdiri di luar batas keamanan.
"Jika Joe Biden ingin membawa Amerika ke neraka, silakan saja!" salah satu pengunjuk rasa yang berteriak melalui pengeras suara.
Di tempat lain di pusat kota, pengunjuk rasa Gordon Diehl mengatakan dia kecewa karena lebih banyak orang yang tidak keluar.
"Berharap untuk melihat lebih banyak pendukung Trump setidaknya, terus berjuang atau semacamnya," kata penduduk Michigan.
"Saya merasa seperti satu ton beban terangkat dari bahu saya," kata Tiffany Wade, yang melakukan perjalanan bersama putri dan ibunya dari Alabama untuk menyaksikan pelantikan.
Sebelumnya pada Rabu pagi, Donald Trump, mengakhiri jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat dengan meninggalkan kediaman resminya, Gedung Putih di Washington DC, beberapa saat sebelum Joe Biden dilantik sebagai Presiden ke-46 AS.
Trump meninggalkan Gedung Putih sedikit lewat pukul 08.00 waktu setempat untuk terakhir kalinya dengan helikopter kepresidenan menuju Pangkalan Angkatan Udara Gabungan Andrews.
Trump memutus tradisi politik di AS selama lebih dari setengah abad dengan tidak menghadiri pelantikan Biden.
Tradisi tersebut dipandang sebagai cara untuk menegaskan peralihan kekuasaan secara damai dari presiden lama kepada presiden baru.
Biden, 78 tahun, akan menjadi presiden tertua dalam sejarah AS.
Pelantikannya terpaksa dilangsungkan di Washington secara jauh lebih sederhana --terutama karena pandemi Virus Corona, juga karena kekhawatiran atas masalah keamanan usai Gedung Capitol, diserbu massa pendukung Trump pada 6 Januari. (Reuters/antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo