Ada Ancaman Ngeri, Warga AS Diminta Hati-hati

Rabu, 25 Februari 2015 – 06:06 WIB
Anggota Al-Shabaab saat memamerkan peralatan militer di utara Mogadishu, Somalia 21 Oktober 2010. Foto: Mohamed Sheikh Nor/AP Photo

jpnn.com - WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) tak mau menyepelekan ancaman Al Shabab. Pada Minggu waktu setempat (22/2), Departemen Keamanan Dalam Negeri merilis peringatan terhadap seluruh warga Negeri Paman Sam. Terutama mereka yang akan mengunjungi Mall of America, pusat perbelanjaan terbesar AS.

Peringatan itu disampaikan langsung oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson dalam program State of the Union di CNN pada Minggu lalu.

BACA JUGA: Woow..... Raja Saudi Bagi-Bagi Rp 413,6 Triliun

’’Saya ingin memperingatkan kepada siapa pun yang punya rencana berkunjung ke Mall of America hari ini (Minggu) supaya ekstrahati-hati,’’ paparnya. Pada Minggu, biasanya angka kunjungan ke mal-mal di AS meningkat.

Tidak hanya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, pemerintah juga melipatgandakan pengamanan di pusat perbelanjaan terbesar di kawasan ramai Kota Minneapolis dan Kota St Paul tersebut.

BACA JUGA: Hiii... Hantu di Kastil Tua Terekam Sedang Hilangkan Barang

Sebab, dalam video ancamannya Sabtu (21/2), Al Shabab jelas-jelas menyebut Mall of America yang setiap tahun dikunjungi 40 juta orang sebagai salah satu target.

’’Kami mengerahkan personel tambahan untuk mendukung pengamanan mal. Selain itu, kami memantau ketat segala informasi tentang keamanan,’’ terang Kepolisian Kota Bloomington, Hennepin County, Negara Bagian Minnesota.

BACA JUGA: Bikin Situs Kencan Sendiri demi Cari Jodoh

Tetapi, sejauh ini belum ada ancaman atau gangguan keamanan yang serius. Selama ini keamanan di pusat perbelanjaan yang tidak pernah sepi pengunjung itu juga sangat baik.

Meski demikian, Johnson tetap menganggap ancaman Al Shabab sebagai sesuatu yang harus segera direaksi. Apalagi, belakangan, cukup banyak warga AS dan negara-negara Eropa yang terang-terangan mendukung militan radikal semacam Al Shabab tersebut. Karena itu, dia merasa perlu mengajak masyarakat AS lebih waspada dan ekstrahati-hati.

’’Ancaman terkini Al Shabab itu menjadi tanda bahwa kita telah memasuki babak baru dalam era terorisme global ini. Kelompok-kelompok semacam Al Shabab, ISIS, telah terang-terangan menyerukan kepada pengikut mereka untuk melancarkan serangan di negara masing-masing,’’ jelas Johnson. Karena itu, politikus 57 tahun tersebut merasa perlu melipatgandakan pengamanan dalam negeri.

Sabtu lalu Al Shabab menyebar ancaman audio visual melalui Twitter. Militan yang berafiliasi dengan Al Qaeda itu menyasar pusat perbelanjaan Barat. Di antaranya, AS, Kanada, Inggris, dan Prancis.

Semua mal yang dijadikan target adalah yang paling besar. Yakni, West Edmonton Mall di Kanada, kawasan Oxford Street di Inggris, serta Le Forum des Halles dan Les Quatre Temps di Prancis.

Al Shabab mengawali ancaman dengan cuplikan dokumenter serangan mematikan di Westgate Mall, Kota Nairobi, Kenya. Serangan pada September 2013 itu merenggut 67 nyawa. Setelah gambar-gambar mengerikan tersebut berlalu, muncul seorang militan berpenutup wajah. Dia lantas memaparkan rencana Al Shabab selanjutnya untuk menyerang mal-mal di AS, Kanada, Inggris, dan Prancis.

’’Jika segelintir mujahid (militan) saja bisa membuat Kenya tak berdaya selama hampir sepekan, bayangkan saja apa yang bisa para mujahid kami lakukan di pusat-pusat perbelanjaan Barat atau Amerika atau Yahudi di seluruh dunia,’’ papar militan yang muncul sebagai jubir dalam tayangan video berdurasi sekitar sejam tersebut. Selanjutnya, dia menyebut Mall of America, West Edmonton Mall, dan Oxford Street.

Di Minnesota, Al Shabab punya banyak pendukung dan simpatisan. Sebab, populasi masyarakat Somalia di negara bagian tersebut sangat banyak.

Bahkan tercatat sebagai yang terbanyak di AS. Sejak 2007, arus warga Minnesota yang pergi ke Somalia untuk berguru pada Al Shabab meningkat. Belakangan, sebagian warga Minnesota juga hijrah ke Syria untuk mendukung aksi keji ISIS.

Namun, warga AS yang mendengar tentang ancaman Al Shabab justru seolah tidak peduli pada kegusaran pemerintah. Mary Lamminen, misalnya. Penduduk St Paul itu tetap melanjutkan rencananya untuk berbelanja di Mall of America tanpa gentar sedikit pun.

’’Saya lebih takut pada cuaca superdingin hari ini ketimbang teroris,’’ ujarnya santai. (AP/AFP/BBC/hep/c14/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aduuuh...Mantan Presiden Ini Diseret-Seret saat Diamankan Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler