jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah didesak untuk tidak menggelar seleksi PPPK guru tahap 3. Desakan itu datang dari guru-guru honorer yang lulus passing grade, tetapi tidak punya formasi.
"Daripada buang anggaran lagi, lebih baik seleksi PPPK guru tahap 3 tidak usah digelar. Langsung optimalisasi saja," kata Ketua Paguyuban Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kabupaten Kebumen, Musbihin kepada JPNN.com, Jumat (24/12).
BACA JUGA: Penetapan NIP PPPK Guru: Ini 10 Dokumen yang Harus Disiapkan Honorer
Dia menyebutkan kalau pemerintah tetap ngeyel menggelar tes PPPK guru tahap 3 tahun depan, makin membuat honorer terjepit. Sebab, hasilnya sudah tergambar di seleksi tahap 2.
Pada seleksi PPPK guru tahap 3, pesertanya bukan hanya guru honorer negeri. Guru swasta dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang sudah memiliki sertifikat pendidik (serdik) akan ikut juga memperebutkan formasi di sekolah negeri. Otomatis guru honorer negeri makin terhimpit.
BACA JUGA: Penetapan NIP PPPK Guru: BKN Minta Honorer Hati-Hati Mengisi DRH, Tidak Teliti Fatal Akibatnya
"Makin habis guru honorer negeri nanti dibabat peserta berserdik yang didominasi guru swasta dan PPG," ucapnya.
Alangkah bijaknya kata Musbihin, pemerintah memberikan formasi PPPK guru tahap 3 untuk guru honorer negeri yang sudah lulus passing grade di tahap 1-2. Kalau tidak, kondisinya akan lebih parah dibandingkan tahap 2.
BACA JUGA: Ada Menu Baru di SSCASN, Peserta PPPK Guru 2021 Siapkan Diri
"Mengerikan sekali tahap 3 nanti karena pasti peserta berserdik dari luar kabupaten/kota akan masuk juga. Tahap 3 kan bisa melamar lintas kabupaten/kota maupun provinsi," terangnya.
Sebagian besar guru honorer negeri hanya berharap sistem rekrutmen PPPK ini berubah sesuai misinya mentuntaskan masalah guru honorer negeri. Jangan malah membiarkan guru honorer ini tergeser peserta berserdik swasta.
"Kasihan kalau tes 3 kali, lulus passing grade, tetapi tidak menempati formasi lagi," pungkas Musbihin. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad