jpnn.com - DENPASAR - Kisah pilu pasangan suami istri (pasutri) Wayan Sujana, 45, dan Wayan Sari, 40 yang membawa jenazah anak ketiganya dengan naik motor lantaran tak mampu bayar uang sewa mobil ambulans membuat banyak pihak bersedih.
RSUP Sanglah, Denpasar pun dituding abai pada keluarga miskin petani bambu asal Banjar Yeh Kori, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem, itu. Ya, sang anak yang masih berusia hampir dua bulan itu meninggal di setelah menjalani operasi pembuatan lubang anus di RSUP Sanglah.
BACA JUGA: Asyik Nonton Film Gituan, Anak-anak Didatangi Pak Polisi
Bayi itu juga sempat dirawat sebulan di RS Sanglah sebelum menjalani operasi. Namun, pada akhirnya bayi yang belum diberi nama ini tetap saja meninggal dunia. Ada indikasi, kematian si bayi akibat ditelantarkan oleh pihak RS atau bahkan menjadi korban malapraktik.
Namun, kabar tersebut dibantah Dirut RS Sanglah dr I Wayan Sudana. Dijelaskannya, pihak RS Sanglah telah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.
BACA JUGA: Subang Diserbu Pemudik, Banyak yang Parkir Sembarangan
Itu juga terbukti saat pihak RS Sanglah tidak memberikan izin, ketika Sujana ingin membawa pulang anaknya yang saat itu dalam kondisi belum stabil.
"Tidak ada korban malapraktik. Atau korban pembiaran. Kami tidak mengukur pasien dari segi mampu atau tidak mampu. Kami dari RS Sanglah telah berusaha memberikan pelayanan terbaik. Di atas lah (Tuhan) yang menentukan," ujar Sudana. (des/mus)
BACA JUGA: Kasihan, Gara-gara Menelepon di Rel, Terancam Tak Ikut Lebaran
BACA ARTIKEL LAINNYA... Botol Bensin Eceran Pecah, Bakar Seisi Rumah
Redaktur : Tim Redaksi