jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir memembagikan pandangannya soal era disrupsi digital.
Pasalnya, di era disrupsi ini juga terdapat peluang sekaligus ancaman. Maka, Erick Thohir menyatakan kedua hal tersebut harus benar-benar diantisipasi.
BACA JUGA: Erick Thohir Bangga BUMN Membina 204.609 UMKM
Menurut Erick, melihat dari segi bisnisnya pada 2005, banyak perusahaan besar dunia lebih berdasarkan sumber daya alam.
Namun, kalau melihat saat ini perusahaan-perusahaan yang masuk daftar 10 besar dunia, tujuh di antaranya merupakan perusahaan teknologi seperti Google, Apple, Microsoft, dan sejenisnya.
BACA JUGA: Hari Ini Pak Jokowi ke Lampung, Ada Erick Thohir di Lis Rombongan
"Itu yang kenapa sekarang pemerintah benar-benar coba mengelaborasi yang namanya hilirisasi ekonomi digital. Karena kita jangan terus kalah, apalagi pada momentum COVID-19 ini percepatannya luar biasa," kata Erick di Jakarta, Sabtu (4/9).
Erick mengimbau masyarakat Indonesia untuk bersiap mengantisipasi gelombang kedua disrupsi digital.
BACA JUGA: Di Pameran Lokal Keren Jatim, Erick Thohir Sampaikan Dukungan Pada UMKM
"Kita pun harus siap-siap menghadapi gelombang kedua disrupsi digital," tegas Erick.
Erick menyebutkan Indonesia pernah melihat bagaimana gelombang disrupsi tersebut terjadi di Indonesia, apakah yang namanya transportasi, makanan dan minuman, ritel.
Tetapi gelombang kedua disrupsi digital yang harus diantisipasi sekarang ini apakah yang namanya fintech, healthtech, edutech, media tech, insurance tech.
"Ini yang memang kita saya rasa agak ketinggalan," ujar Erick.
Menurut Erick, era saat ini tentu berbeda dengan era-era sebelumnya. Memang suka tidak suka bahwa era saat ini adalah era teknologi, apalagi dengan adanya COVID-19 hal itu lebih mempercepat lagi transformasi.
Indonesia, lanjut dia, memiliki potensi yang luar biasa dalam ekonomi digital.
"Kalau melihat PDB China sebesar USD 14 triliun, Amerika Serikat sebesar USD 21 triliun, dan Indonesia baru sekitar USD 1 triliun," katanya.
Namun, kalau ditarik ke 2045, saat Indonesia menempati peringkat empat ekonomi terbesar dunia maka PDB tersebut akan mengalami peningkatan.
Pasalnya, dibandingkan dengan China yang memiliki 101 perusahaan rintisan atau startup unicorn dan Amerika Serikat 207 startup unicorn, maka Indonesia baru 5 startup unicorn.
Dengan demikian secara potensi jika dibandingkan secara apple to apple, potensi startup Indonesia bisa meningkat menjadi 25 startup unicorn dengan pertumbuhan PDB.
"Ini yang saya harapkan juga tadi kita mulai membuka kepala dan mata kita bahwa era saat ini merupakan eranya teknologi. Jadi teknologi menjadi kunci ke depan bagi kita menuntun karier kita atau mentransformasi diri kita menjadi usahawan (entrepreneur) atau profesional. Hal tersebut memang sudah tidak terelakkan," ujar Erick Thohir. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Hubungan BNI dan PBSI, Erick Thohir Minta Kerja Sama Jangka Panjang
Redaktur & Reporter : Elvi Robia