jpnn.com, JAKARTA - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta publik tidak menyamakan peristiwa kerumunan Presiden Jokowi saat kunjungan ke Maumere, Kabupaten Sikka, NTT dengan kasus yang menjerat Habib Rizieq Shihab.
Dia mengatakan kerumunan Jokowi di NTT harus dilihat substansi dan fakta-fakta peristiwanya di lapangan. Jangan semua kerumunan dibilang pelanggaran, apalagi dikaitkan dengan pidana.
BACA JUGA: Menurut Ferdinand, Kerumunan Menyambut Jokowi Sama dengan Massa Habib Rizieq di Bandara
"Tidak boleh asal melihat, wah ini kerumunan pelanggaran, wah ini kerumunan pidana. Tidak boleh begitu," ucap Ferdinand kepada JPNN.com, Rabu (24/2).
Ferdinand menilai kerumunan Jokowi di NTT hampir mirip dengan peristiwa penyambutan Habib Rizieq Shihab yang bikin lumpuh Bandara Soekarno Hatta, ketika dia pulang dari Arab Saudi.
BACA JUGA: Soal Kerumunan di Maumere, Chandra Menyoroti Suvenir di Mobil Jokowi
Namun, dia mengingatkan bahwa Rizieq Shihab tidak pernah dipidana atau dihadapkan ke hadapan hukum atas peristiwa yang bersifat spontanitas dan histeria pendukungnya itu.
"Ingat, Rizieq Shihab tidak dipidana oleh karena kerumunan yang menyambut dia pada saat keluar dari bandara. Sama sekali tidak. Ini apa, peristiwa yang hampir mirip dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi disambut warganya, Rizieq Shihab disambut pendukungnya. Sama-sama tidak dipidana, meskipun di kerumunan Rizieq Shihab itu pelanggaran prokes terjadi," tutur Ferdinand.
BACA JUGA: Ada Kerumunan Massa di Acara Presiden Jokowi, Munarman Berkomentar Begini
Dia lantas bicara fakta-fakta kerumunan saat kunjungan Presiden Jokowi ke NTT. Di mana ketika kendaraan Kepala Negara melintas, masyarakat menunggu di pinggir jalan sehingga terjadi keramaian seperti terlihat dalam video yang viral.
Peristiwa itu menurut Ferdinand, juga bentuk kecintaan masyarakat kepada pemimpinnya. Presiden Jokowi pun tidak pernah mengundang warga supaya datang di pinggir jalan, atau menyuruh mereka datang menyambutnya.
Kemudian, begitu Presiden Jokowi berdiri, keluar melalui sunroof mobilnya, suami Iriana itu berkali-kali menunjuk masker yang digunakan. Itu menurut Ferdinand, merupakan ajakan kepada masyarakat untuk menggunakan masker.
Itulah menurut dia fakta peristiwa yang terjadi saat kunjungan Presiden Jokowi ke NTT, dan itu bukan sebuah pidana.
Apakah terjadi pelanggaran protokol kesehatan? Publik menurutnya bisa melihat fakta-faktanya. Tidak ada yang direncanakan di situ.
Kejadian itu dinilai Ferdinand jelas berbeda dengan kasus pidana yang menjerat Habib Rizieq Shihab di Petamburan.
"Rizieq Shihab itu dipidana bukan ketika dia pulang dari bandara itu, disambut puluhan ribu pendukungnya, tetapi dia dipidana atas peristiwa kerumunan di Petamburan yang direncanakan, dia lakukan bahkan dia siapkan tenda di sepanjang jalan untuk menyambut tamunya," sebut Ferdinand.
BACA JUGA: Bu Risma Lelang Rolls-Royce dan Mercedes-Benz demi Bantu Korban Bencana
Dalam kasus kerumunan saat pernikahan putri Habib Rizieq yang dibarengi Maulid Nabi itu, Ferdinand melihat ada niat, ada unsur-unsur kesengajaan.
"Apakah dia mengundang atau tidak saya tidak tahu, tetapi dia menyediakan fasilitas untuk kerumunan. Artinya dia sudah merencanakan. Di situlah unsur pidananya terpenuhi," jelas mantan Caleg DPR RI ini.
Kejadian itu tentu tidak bisa disamakan dengan kerumunan saat kunjungan Presiden Jokowi ke NTT yang terjadi secara spontanitas dari masyarakat.
BACA JUGA: Bu Dian Korban Mafia Tanah, Sertifikat Beralih Nama, Cek Rp 180 Miliar juga Kosong
"Kalau Pak Jokowi, harus dilihat dia datang sebagai pemimpin. Dia datang, disambut rakyatnya, disapa dan ditegur. Semestinya itu dilihat dan itu tidak ada pidananya di situ. Sangat berbeda dengan apa yang terjadi dengan Rizieq Shihab," tegasnya.
Sebab, kata dia, pemerintah atau Presiden Jokowi tidak menyiapkan tenda untuk kerumunan. Yang terjadi justru spontanitas dan masyarakat rela hujan-hujanan demi menunggu bertemu pemimpinnya.
Selain itu, kata Ferdinand, dalam kejadian di NTT juga bisa dilihat sebagian besar masyarakatnya menggunakan masker. Sepengetahuannya, daerah itu juga relatif minim risiko penularan Covid-19.
"Setahu saya Flores itu, NTT itu zona hijau. Jadi masih sangat aman bagi masyarakat untuk beraktivitas normal, meskipun harus tetap menjaga protokol kesehatan," pungkas Ferdinand.(fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam