jpnn.com, JAKARTA - Otoritas finansial di Singapura mencatat adanya lonjakan deposito dari warga negara asing (WNA) pada April lalu. Lonjakan itu seiring para investor yang bergegas memarkir dana mereka di Singapura di tengah volatilitas pasar global.
Menurut Monetary Authority of Singapore (MAS), simpanan dari penduduk luar Singapura melonjak 44 persen menjadi SGD 62,14 miliar. Angka itu mencakup deposito dari warga negara lain yang punya alamat di Singapura, Singaporean di mancanegara, ataupun perusahaan asing yang terdaftar di Negeri Tumasik tersebut.
BACA JUGA: Saran Mantan Petinggi BIN untuk Pemerintah soal Corona: Sebaiknya Meniru Singapura
Selain itu, deposito dalam bentuk valuta asing di bank-bank Singapura juga melonjak ke rekor baru pada April lalu. Angkanya mencapai SGD 26,97 miliar.
Sementara deposito dalam denominasi SGD juga menlonjak menjadi SGD 716,6 miliar pada April silam, atau meningkat 10 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Secara kolektif, depositi dalam benuk SGD dan mata uang asing sama-sama melonjak.
BACA JUGA: Pemerintah Singapura Bikin Blunder, Ratusan Pasien COVID-19 Jadi Korban
Ekonom CIMB Private Bank Song Seng Wun mencatat bahwa deposito dalam bentuk mata uang asing di Singapura telah melonjak sejak pertengahan tahun lalu seiring unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong, serta meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat denganTtiongkok.
Kini seiring kekhawatiran akan resesi dan penguncian diri (lockdown) di mana-mana akibat pandemi, ada lebih banyak ketidakpastian untuk bisnis, penabung ataupun rumah tangga. Bisa jadi melonjaknya deposito warga asing di Singapura juga akibat pelarian modal dari Indonesia.
BACA JUGA: Polisi Telusuri Deposito Petinggi Sunda Empire di Bank Swiss
“Kekhawatiran-kekhawatiran baik karena ketegangan Tiongkok-AS ataupun pelarian modal di Indonesia telah mendorong mereka mengirimkan uang mereka ke rekening di Singapura,” ujarnya kepada The Business Times.
Analis dari CGS-CIMB Securities menyebut lonjakan dana deposito dari warga asing itu tak terlepas dari status Singapura sebagai safe haven. “Kami meyakini bahwa ini disebabkan oleh status Singapura sebagai safe haven dan stabilitas ekonominya bahkan pada masa yang tak menentu ataupun bergejolak,” ujarnya.(businesstimes/ara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Antoni