jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Anwar Abbas mengatakan, banyak publik salah paham terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Tidak sedikit publik menilai Habib Rizieq ialah tokoh yang keras dan kasar.
BACA JUGA: Massa FPI Khawatir Habib Rizieq Ditangkap, Begini Cara Mereka Mengantisipasi
"Saya melihat banyak sekali orang yang salah dalam menilainya. Mereka menganggap dan melihat Habib Rizieq itu adalah seorang tokoh yang sangat keras dan kasar serta sebagainya," kata Anwar dalam pesan singkatnya kepada jpnn, Selasa (10/11).
Dia berkisah tentang seorang temannya yang pernah salah menilai Habib Rizieq.
BACA JUGA: Ups! Prediksi Mahfud MD Meleset, Massa yang Jemput Habib Rizieq Sampai 3 Juta Orang Lho
Bahkan, temannya itu menyarankan kepada Anwar Abbas agar tidak banyak berkomunikasi ke Habib Rizieq.
Namun, ujar Anwar, pandangan temannya berubah 180 derajat setelah bertemu langsung Habib Rizieq.
BACA JUGA: PermenPAN-RB 72 Tahun 2020: Golongan PPPK Sesuai Ijazah, Masa Kerja 0 Tahun
Temannya itu justru menilai Habib Rizieq ialah sosok yang santun terhadap orang tua dan anak muda.
"Begitu yang bersangkutan bertemu dengan Habib Rizieq dan melihat sendiri bagaimana hormatnya Habib Rizieq kepada ulama dan orang yang lebih tua, serta bagaimana santunnya beliau kepada yang lebih muda, akhirnya teman saya tersebut benar-benar berubah pandangannya," ungkap dia.
Berkaca dari sikap itu, Anwar merasa tidak heran jika Habib Rizieq memiliki banyak pengikut.
Banyaknya pengikut itu seperti terlihat saat proses penjemputan pria Petamburan itu saat pulang dari Arab Saudi.
"Saya rasa belum pernah ada orang dan atau tokoh di negeri ini yang disambut kedatangannya dari luar negeri segegap gempita penyambutan terhadap Habib Rizieq ini," ungkap dia.
"Untuk itu saya mengucapkan selamat datang habib dan selamat untuk berbuat yang lebih baik dan lebih maksimal lagi bagi kemajuan dan kemaslahatan bangsa," pungkas dia. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan