jpnn.com - JAKARTA - Jadwal bukan satu-satunya aspek yang mengalami perubahan pada awal kompetisi domestic tahun ini. Baik itu untuk kompetisi Indonesia Super League (ISL) ataupun Divisi Utama. Klub-klub kontestan ternyata masih juga bisa memindah kandangnya di saat kompetisi tengah berlangsung.
Baru menyelesaikan empat pertandingan, sudah ada dua klub yang resmi pindah homebase-nya. Dua klub dari Grup 2 dan Grup 3, Persipasi Bekasi dan Persitara Jakarta Utara-lah yang menjadi pelakunya. Persipasi memilih berbagi kandang bersama Persikabo Bogor di stadion Persikabo, dan Persitara menggunakan Stadion Tugu, Jakarta.
BACA JUGA: Kido Tersisih karena Fisik Drop
Di luar Persipasi dan Persitara, sejatinya masih ada potensi perpindahan homebase dari klub DU yang lainnya. Seperti Persikab Kabupaten Bandung yang harus berbagi Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung dengan dua klub lainnya, Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya (PBR).
BACA JUGA: Bayern Muenchen Tak Beres sejak Juara
Pun demikian bagaimana dengan kondisi yang terjadi pada Stadion Teladan, Medan. Stadion yang punya sejarah panjang di persepakbolaan Medan dan nasional itu bahkan digunakan oleh tiga klub dari kontestan "Grup I DU, seperti Pro Duta FC, PSMS Medan, dan PS Kwarta Deli Serdang.
Kepada Jawa Pos, Direktur Administrasi Kompetisi PT Liga Indonesia (PT LI) Darwis Satmoko menyebut tidak ada klub lagi yang mengajukan permohonan pindah homebase. Hanya, pihaknya akan mempertimbangkan jika ada yang mengajukannya.
BACA JUGA: Atmosfer Piala Dunia Menguat, Protes Jalan Terus
"Asalkan alasan dan latar belakangnya bisa diterima," ujarnya, kemarin (30/4).
Perpindahan homebase ini tentu saja bakal memberikan dampak konsekuensi dalam perjalanan kompetisi Divisi Utama 2014. Salah satunya dari sisi penjadwalan, terutama bagi Persipasi yang berbagi kandang dengan Persikabo. Walaupun, hingga akhir babak penyisihan grup nantinya di grup 2 dan 3 tidak akan berjalan bersamaan.
Ketentuan dari PT LI, satu stadion memang masih bisa digunakan untuk dua klub yang berlaga di satu ajang yang sama. Hanya, kondisi seperti ini tidak diharapkan terulang pada kompetisi di musim depan. "Kami tegaskan lagi, musim depan satu stadion harus satu klub. Tidak ada lagi tim musafir," tegasnya.
Sebagai klub yang bermasalah dari sisi infrastrukturnya, manajemen Persipasi menjanjikan ini tidak lagi terjadi di musim depan. Pengalaman di musim ini berkandang di luar Bekasi menjadi pelajaran berharganya. Jauh dari Bekasi, mereka pun harus bersiap untuk tidak bisa maksimal dari sisi pemasukan tiketnya.
Sebaliknya, pengeluaran besar harus mereka hadapi. Baik untuk sewa stadion, akomodasi, dan anggaran lainnya.
"Padahal, untuk menggelar sekali pertandingan paling tidak butuh Rp 100 juta, itu sama saja dengan bermain tandang. Ini sangat memberatkan kami," tandas CEO PT Patriot Indonesia, Muhammad Yulianto Kartono. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diego Simeone Jadi Special One Baru
Redaktur : Tim Redaksi