SAMPIT – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tinggal menunggu waktu saja. Mengatasi gejolak yang timbul di masyarakat pasca kenaikan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) melakukan antisipasi dini.
Bupati Kotim H Supian Hadi mengatakan koordinasi dengan jajarannnya maupun intansi vertikal lainnya segera dilakukan. Ini untuk mengetahui persoalan yang timbul. Misalnya terhadap harga-harag kebutuhan bahan pokok, pendistribusian BBM, termasuk juga hal lainnya. “Jangan sampai ada spekulan-spekulan yang mencari keuntungan terhadap kenaikan BBM,” ungkap Supian, Rabu (19/6).
Terkait pendistribusian BBM, Pemkab Kotim juga akan melakukan koordinasi dengan pertamina. Jangan sampai, katanya, setelah harga BBM naik, distribusi menjadi terhadap. Menurutnya stok harus tersedia seperti biasa tidak hanya di Kota Sampit tapi juga di seluruh daerah. “Saya tidak menghendaki terjadi kekosongan BBM di Kotim. Makanya ini akan saya komunikasikan dengan Pertamina,” ujarnya.
Supian juga berharap dukungan dari masyarakat menjelang pasca kenaikan BBM ini. Jika menemukan ada penyelewengan ataupun penimbunan BBM bersubsidi masyarakat diharapkan berperan aktif untuk melaporkan kepada Tim BBM ataupun aparat kepolisian.
Terkait dampak terhadap harga kebutuhan pokok, Supian mengatakan sudah menugasakan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kotim untuk memantau harga kebutuhan pokok. Kalaupun terjadi kenaikan harga, pihaknya mengantisipasi dengan melakukan operasi pasar murah. Misalnya bekerjasama dengan Bulog dan pihak terkait. “Saya mengimbau pedagang di Kotim untuk sama-sama bisa merespons ini dengan positif. Jangan sampai mengambil sebuah keuntungan dan akahirnya berimbas terhadap kenaikan kebutuhan pokok,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi (Distamben) Kotim Fajrurrahman mengaku sudah siap untuk melakukan antisipasi kenaikan BBM. “Kami akan terus memantau kenaikan BBM supaya pasokan tetap normal dan tim BBM juga akan terus bekerja di lapangan,” katanya.
Sementara Manager SPBU Pelita, Nadiansyah mengungkapkan bahwa menjelang kenaikan BBM ini ada penambahan pasokan untuk jenis premium, sedangkan solar tidak ada.
“Sampai hari ini (kemarin, red) belum ada penambahan atau pengurangan, barangkali besok (hari ini, red) rencana ada penambahan lima kiloliter untuk premium, solar tidak ada penambahan,” ungkapnya.
Menurut Nadiansyah jatah yang diperoleh SPBU Pelita dari Pertamina rata-rata untuk premium per harinya mencapai 35 kiloliter sedangkan solar perharinya mencapai 12 kiloliter. “Kalau mendapat penambahan berarti jatah premium kita akan bertambah dibanding hari biasanya,” ucapnya.
Sementara itu, ketika disinggung lebih lanjut mengenai antisipasi yang dilakukan oleh SPBU Pelita mengenai kekhawatiran masyarakat akan adanya penimbunan menurut, pihaknya hanya menjual sesuai pasokan yang telah ditetapkan oleh Pertamina. “Ya kita jual seperti biasa saja yang disuplay dari pertamina,” tandasnya. (co/tha/ton)
Bupati Kotim H Supian Hadi mengatakan koordinasi dengan jajarannnya maupun intansi vertikal lainnya segera dilakukan. Ini untuk mengetahui persoalan yang timbul. Misalnya terhadap harga-harag kebutuhan bahan pokok, pendistribusian BBM, termasuk juga hal lainnya. “Jangan sampai ada spekulan-spekulan yang mencari keuntungan terhadap kenaikan BBM,” ungkap Supian, Rabu (19/6).
Terkait pendistribusian BBM, Pemkab Kotim juga akan melakukan koordinasi dengan pertamina. Jangan sampai, katanya, setelah harga BBM naik, distribusi menjadi terhadap. Menurutnya stok harus tersedia seperti biasa tidak hanya di Kota Sampit tapi juga di seluruh daerah. “Saya tidak menghendaki terjadi kekosongan BBM di Kotim. Makanya ini akan saya komunikasikan dengan Pertamina,” ujarnya.
Supian juga berharap dukungan dari masyarakat menjelang pasca kenaikan BBM ini. Jika menemukan ada penyelewengan ataupun penimbunan BBM bersubsidi masyarakat diharapkan berperan aktif untuk melaporkan kepada Tim BBM ataupun aparat kepolisian.
Terkait dampak terhadap harga kebutuhan pokok, Supian mengatakan sudah menugasakan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kotim untuk memantau harga kebutuhan pokok. Kalaupun terjadi kenaikan harga, pihaknya mengantisipasi dengan melakukan operasi pasar murah. Misalnya bekerjasama dengan Bulog dan pihak terkait. “Saya mengimbau pedagang di Kotim untuk sama-sama bisa merespons ini dengan positif. Jangan sampai mengambil sebuah keuntungan dan akahirnya berimbas terhadap kenaikan kebutuhan pokok,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi (Distamben) Kotim Fajrurrahman mengaku sudah siap untuk melakukan antisipasi kenaikan BBM. “Kami akan terus memantau kenaikan BBM supaya pasokan tetap normal dan tim BBM juga akan terus bekerja di lapangan,” katanya.
Sementara Manager SPBU Pelita, Nadiansyah mengungkapkan bahwa menjelang kenaikan BBM ini ada penambahan pasokan untuk jenis premium, sedangkan solar tidak ada.
“Sampai hari ini (kemarin, red) belum ada penambahan atau pengurangan, barangkali besok (hari ini, red) rencana ada penambahan lima kiloliter untuk premium, solar tidak ada penambahan,” ungkapnya.
Menurut Nadiansyah jatah yang diperoleh SPBU Pelita dari Pertamina rata-rata untuk premium per harinya mencapai 35 kiloliter sedangkan solar perharinya mencapai 12 kiloliter. “Kalau mendapat penambahan berarti jatah premium kita akan bertambah dibanding hari biasanya,” ucapnya.
Sementara itu, ketika disinggung lebih lanjut mengenai antisipasi yang dilakukan oleh SPBU Pelita mengenai kekhawatiran masyarakat akan adanya penimbunan menurut, pihaknya hanya menjual sesuai pasokan yang telah ditetapkan oleh Pertamina. “Ya kita jual seperti biasa saja yang disuplay dari pertamina,” tandasnya. (co/tha/ton)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepertiga PSK Hasil Razia Positif HIV/AIDS
Redaktur : Tim Redaksi