Ada Permintaan Khusus Jokowi untuk Aceh

Selasa, 25 Agustus 2020 – 16:29 WIB
Presiden Jokowi ke Aceh resmikan ruas tol pertama dan tinjau penanganan COVID-19. Foto: Antara/Biro Pers Setpres

jpnn.com, BANDA ACEH - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak mengupayakan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Aceh tidak sampai bertambah dari jumlah saat ini 1.241 kasus.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pengarahan Penanganan COVID-19 Terintegrasi di Provinsi Aceh di Kota Banda Aceh, yang dihadiri oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah beserta jajaran, Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.

BACA JUGA: Setahu Pak Jokowi, Aceh Paling Cepat

"Alhamdulillah bahwa di Aceh sampai hari ini, saya tadi dapat laporan dari Pak Gubernur 1.241 kasus, jadi masih dalam angka yang kecil, tetapi jangan dibiarkan untuk membesar lagi," kata Jokowi di Banda Aceh, Selasa (25/8). 

"Kasus baru 30 dan yang sembuh 191, mumpung masih dalam jumlah yang kecil, Pangdam, Kapolda, agar Gubernur di-backup untuk yang berkaitan dengan hal-hal yang sudah sering saya sampaikan, memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumun, berdesakan, ini yang harus diulang-ulang terus," tambah Presiden.

BACA JUGA: Ungkap Pembunuhan Bos Pelayaran, Irjen Nana dan Jajaran Diacungi Jempol

Tujuannya adalah agar masyarakat tahu betapa sangat bahayanya bila tidak menggunakan masker dan hadir dalam kerumunan.

"Saya harapkan manajemen krisis betul-betul dilakukan, setiap unit manajemen kalau mau membuka sebuah wilayah tolong ada yang pertama prakondisi ini dilakukan terlebih dahulu yaitu prakondisi. Jangan tahu-tahu dibuka, entah mau membuka tempat wisata, mau membuka sebuah sektor tertentu," ungkap Presiden.

BACA JUGA: Wanita Berjilbab Ditangkap Pedagang Usai Belanja, Bukan karena Mencuri

Pertimbangan kedua adalah waktu untuk membuka wilayah diminta sudah dikalkulasi dan tidak mendadak.

"Yang ketiga prioritas sektor. Ini penting sekali sektor mana yang didahulukan, yang memiliki risiko paling rendah dibuka dulu, yang memiliki risiko paling tinggi dibuka nanti yang paling akhir atau nggak usah dibuka terlebih dahulu. Kalau ini secara ketat kita kerjakan, insya Allah yang namanya angka kasus di Provinsi Aceh ini akan terus bisa diperkecil, diperkecil dan bisa hilang dari Provinsi Aceh," tambah Presiden.

Presiden pun menilai bahwa strategi yang paling pas untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 adalah strategi intervensi berbasis lokal.

"Jadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di tingkat kampung, PSBB di tingkat desa itu yang paling gampang untuk dikelola, manajemennya," kata Presiden.

Jokowi pun sempat berdialog dengan Bupati Aceh Timur Hasballah, Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Azharuddin dan salah satu direktur Bank Aceh.

"Tadi misalnya di Aceh Timur ada 36 orang kemudian Direktur RS Zainoel Abidin mengatakan merawat 49 orang positif, mumpung posisinya masih seperti ini, kendalikan, jangan melebar ke angka yang tidak bisa dikendalikan, mumpung posisi sedikit segera kendalikan, tes masif, pelacakan agresif, isolasi kuncinya di situ," tegas Presiden.

Presiden juga meminta bila tenaga medis kekurangan peralatan seperti ventilator dapat menyampaikan ke Plt Gubernur Aceh agar menyampaikan ke pusat sehingga pemerintah pusat dapat menyelesaikan kekurangannya.

Terkait dengan keluhan Bank Aceh yang mengaku belum mendapat fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), Presiden Jokowi mengatakan sudah mencatat masalah tersebut.

"Pak direktur mengatakan belum dapat fasilitas KUR sudah saya catat, mungkin kalau ada fasiltias lain dalam rangka relaksasi bagi nasabah-nasabah akan saya sampaikan kepada ketuanya, ketuanya ada di sini Pak Erick sudah nyatet juga, dan masker kain nanti saya kirim ke Pak Gub, intinya tadi jangan biarkan COVID-19 meluas atau jumlahnya menjadi lebih banyak," kata Presiden.

Presiden juga meminta kepala daerah dalam mengambil kebijakan, baik gubernur, bupati dan wali kota merujuk pada data.

"Tolong merujuk data 'science', saran-saran 'scientist' sehingga keputusannya berdasar data dan bisa diterapkan di lapangan. Kendalikan jumlah (COVID-19) jangan sampai jumlah nambah karena kalau nambah kita punya pekerjaan yang lebih besar lagi yaitu berkaitan ekonomi. Kalau dua-duanya membesar akan sangat sulit," jelas Presiden.

Presiden dalam kesempatan itu juga memberikan bantuan sebanyak 10 ribu masker N95, 200 ribu lembar masker bedah, 1 juta masker kain, 10 ribu "face shield", 5 unit ventilator dan 4 ribu liter "hand sanitizer". (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler