jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti keterlibatan perusahaan rintisan (start-up) ruangguru milik Staf Khusus Kepresidenan Adamas Belva Syah Devara dalam program Kartu Prakerja. Menurut dia, pemerintah harus menjelaskan soal itu secara terbuka kepada masyarakat.
“Sekarang dipertanyakan oleh masyarakat banyak, apakah start up ruangguru ini sudah mengikuti seleksi sebelumnya, atau ditetapkan saja oleh PMO (project management officer)?” kata Saleh di Jakarta, Kamis (16/4).
BACA JUGA: 1,2 Juta Siswa Belajar di Rumah pakai Ruangguru, Pecah Rekor!
Wakil ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR itu mengaku belum mengetahui apakah ada proses seleksi pada lembaga pelatihan yang terlibat dalam program Kartu Prakerja. Sebab, kata Saleh, informasi terkait keterlibatan lembaga-lembaga pelatihan dalam program Kartu Prakerja sangat terbatas.
Mengutip keterangan pemerintah, Saleh mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja menyasar 5,6 juta orang. Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 3,55 juta per peserta program Kartu Prakerja.
BACA JUGA: Profil Adamas Belva Syah Devara, dari Keluarga Biasa kini di Istana sebagai Staf Khusus Presiden
Adapun biaya pelatihan untuk setiap peserta Kartu Prakerja adalah Rp 1 juta yang dibayarkan langsung kepada lembaga mitra pemerintah dalam program itu. Total jenderal uang negara untuk program itu mencapai Rp 20 triliun. “Jumlah ini tentu sangat besar," ucap Saleh.
Sebelumnnya Belva sudah menjelaskan polemik soal itu melalui akunnya di Twitter. Menurutnya, keterlibatan ruangguru merupakan keputusan Kementerian Koordinator Perekonomian dan pihak PMO tanpa intervensi siapa pun.
BACA JUGA: Stafsus Jokowi Surati Para Camat, Minta Perusahaannya Dilibatkan Atasi Corona
Namun demikian, Saleh tetap meminta pemerintah memberikan penjelasan resmi kepada masyarakat. "Pemerintah diharapkan lebih terbuka dalam menjelaskan alasan-alasan pemilihan suatu lembaga yang direkrut, termasuk keterlibatan ruangguru. Ini penting sebab harapan masyarakat agar program ini berhasil sangat besar," tandasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam