JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Ahmad Yani mengungkapkan adanya usaha sistemik dan terstruktur untuk menyingkirkan Abraham Samad dari posisi Ketua KPK, dengan isu bocornya draft surat perintah penyindikan (Sprindik) atas nama Anas Urbaningrum. Menurut Yani, upaya menyingkirkan Abraham itu merupakan bagian dari pihak-pihak yang ingin menghentikan KPK dalam menyidik kasus Century.
"Abraham telah menegaskan menemukam Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terkait penyalahgunaan wewenang dalam FPJP dan penetapan Bank Centurry sebagai bank gagal dan sistemik. Tidak hanya itu, Abraham juga telah menyampaikan penetapan dua tersangka yaitu Budi Mulya dan Siti Chalimah Fadjriah," ujar Yani dalam keterangan pers, Senin (25/3).
Belum lagi, sambung Yani, Abraham menunjukkan komitmen yang kuat dalam penanganan kasus korupsi lainnya seperti Hambalang Wisma Atlet, kasus Migas, Sumber Daya Alam (SDA) dan perpajakan. Karena itu pula, katanya, ada pihak yang ingin menyingkirkan Abraham.
"Memang tampak betul, progresifitas dan keberanian Abraham dibanding pimpinan lainnya yang terlalu hati-hati atau justru punya motif lain untuk memperlambat sehingga dikesankan Abraham tidak melakukan koordinasi dengan komisioner yang lain. Abraham juga pernah didemo oleh para penyidik di internal KPK termasuk desakan LSM yang meminta agar persoalan Sprindik dikriminalisasi," kata dia.
Yani berpendapat, Sprindik adalah masalah teknis administrasi penyidikan yang semestinya tidak dibesar-besarkan. Sebab, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang sangat substansial dan rahasia, justru kerap dibocorkan ke media-media tertentu, justru tidak pernah diusut.
"Ironisnya, kini keterangan Nazaruddin menjadi rujukan utama oleh KPK seperti dalam kasus Wisma Atlet dan Hambalang," tandas politisi PPP tersebut. (gil/jpnn)
"Abraham telah menegaskan menemukam Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terkait penyalahgunaan wewenang dalam FPJP dan penetapan Bank Centurry sebagai bank gagal dan sistemik. Tidak hanya itu, Abraham juga telah menyampaikan penetapan dua tersangka yaitu Budi Mulya dan Siti Chalimah Fadjriah," ujar Yani dalam keterangan pers, Senin (25/3).
Belum lagi, sambung Yani, Abraham menunjukkan komitmen yang kuat dalam penanganan kasus korupsi lainnya seperti Hambalang Wisma Atlet, kasus Migas, Sumber Daya Alam (SDA) dan perpajakan. Karena itu pula, katanya, ada pihak yang ingin menyingkirkan Abraham.
"Memang tampak betul, progresifitas dan keberanian Abraham dibanding pimpinan lainnya yang terlalu hati-hati atau justru punya motif lain untuk memperlambat sehingga dikesankan Abraham tidak melakukan koordinasi dengan komisioner yang lain. Abraham juga pernah didemo oleh para penyidik di internal KPK termasuk desakan LSM yang meminta agar persoalan Sprindik dikriminalisasi," kata dia.
Yani berpendapat, Sprindik adalah masalah teknis administrasi penyidikan yang semestinya tidak dibesar-besarkan. Sebab, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang sangat substansial dan rahasia, justru kerap dibocorkan ke media-media tertentu, justru tidak pernah diusut.
"Ironisnya, kini keterangan Nazaruddin menjadi rujukan utama oleh KPK seperti dalam kasus Wisma Atlet dan Hambalang," tandas politisi PPP tersebut. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Kecewa dengan Isi Sembako MKRI
Redaktur : Tim Redaksi