jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani memimpin upacara memperingati peristiwa heroik Merah Putih 14 Februari 1946, di Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (14/2).
Dalam sambutannya Benny mengingatkan pentingnya untuk tetap berjuang agar Indonesia menjadi negara besar dengan demokrasi yang kuat.
BACA JUGA: Kenang Peristiwa Heroik, KSAL Sebut-sebut Soal Kerelaan Berkorban
"Sekali lengah, maka ideologi Pancasila akan direnggut, diganti dengan ideologi sampah yang egoistis, ideologi yang menimbulkan rasa benar sendiri, mematikan toleransi dan membunuh Bangsa Indonesia secara pelan-pelan dari dalam," ujar Benny dalam keterangannya.
Benny kemudian mengingatkan, Indonesia dapat tegak berdiri menjadi sebuah negara yang merdeka berkat darah dan air mata para pahlawan yang berbeda suku, agama, etnis dan budaya.
BACA JUGA: Ketua Dewan ini Mengundurkan Diri, Begini Alasannya
“Ingat kata-kata Soekarno, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, jasmerah,” katanya.
Benny kemudian berziarah dan menabur bunga ke makam para pahlawan nasional didampingi para anak cucu dari tokoh pahlawan.
BACA JUGA: Ustaz Khalid Basalamah Sebut Wayang Haram, Kritik PDIP Tajam Banget
Di antaranya ke makam pahlawan nasional A.A. Maramis.
Benny bahkan terlihat mencium batu nisan pahlasan kelahiran Manado itu.
“Alexander Andries Maramis, salah satu pahlawan nasional kelahiran Manado, anggota dari panitia sembilan."
"Panitia ini ditugaskan merumuskan dasar negara yang akhirnya menjadi prinsip ideologis Pancasila," ucapnya.
Upacara diikuti Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP), Gerakan Perempuan Merah Putih Indonesia (GPMPI), Gerakan Angkatan Muda Merah Putih Indonesia (Garda Merah Putih).
Kemudian, Gabungan Pengusaha Merah Putih Indonesia (GAPEMPI), Komando Penegak Merah Putih (KOGAMTIH), DPD GPPMP DKI Jakarta, DPD GPPMP Banten, serta DPD GPPMP Jawa Barat.
Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 merupakan fakta sejarah yang paling sering dilupakan.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada Agustus 1945, tentara sekutu sebagai pemenang perang dunia ke 2 datang ke Sulawesi Utara bersama Netherlands Indies Civil Administration (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.
Kedatangan mereka bermaksud merebut kembali daerah kekuasaan Belanda di Sulut setelah dikuasai oleh Jepang.
Pemimpin militer beserta Rakyat Manado bertekad merebut kembali Sulut dengan cara melakukan perlawanan.
Tokoh-tokoh pahlawan melakukan penyerbuan ke markas pusat militer Belanda, serta membebaskan para tokoh dan pemimpin Manado yang sebelumnya ditangkap.(gir/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang