"Saya didatangi Sekper (Sekretaris Perusahaan) RNI, tiga jam setelah pengangkatan. Dia minta izin untuk pemberian "uang" itu," ujar saat dihubungi, Jumat (26/10).
Sekper menyebut oknum anggota DPR meminta uang itu diserahkan pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR. Meski begitu, dia menolak jika pemberian uang itu dianggap sebagai "kompensasi" atas pemilihan dirinya menjadi Dirut RNI.
Ismed menyebut jumlah uang yang diminta puluhan juta rupiah untuk 52 orang anggota DPR. "Saya tidak setuju, saya langsung tolak," sebutnya
Meski praktek seperti itu sudah biasa terjadi sebelum dirinya menjadi Dirut, namun Ismed menolak untuk melakukannya lagi. Alasannya bisa menjadi budaya yang buruk bagi BUMN dan DPR.
"Ada juga yang minta RNI memberikan 20 ribu ton gula dalam bentuk CSR ke pihak-pihak tertentu, itu juga saya tolak. Saya nggak ingin praktik seperti itu terus berlangsung," tegasnya
Dia mengaku berani menolak permintaan itu karena perusahaan yang dipimpinnya sangat sehat. Aset yang dikelola RNI mencapai Rp 9,5 triliun sehingga tidak membutuhkan dana penyertaan modal negara (PMN) yang harus disetujui DPR.
"Nah, kalau BUMN yang butuh PMN pasti takut. Sudah menjadi rahasia umum, hampir semua kegiatan yang terkait DPR pasti harus begitu. Seperti sudah budaya," jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korlantas Diminta Catat Barang Bukti Yang Disita
Redaktur : Tim Redaksi