Adang Bisa Jadi Tersangka

Senin, 09 Januari 2012 – 05:50 WIB

JAKARTA - Empat anak pasangan Nunun Nurbaeti - Adang Daradjatun bisa jadi berpisah dari orang tuanya dalam waktu dekat. Sebab, Adang yang juga mantan wakapolri dan anggota DPR itu terancam ikut terseret jadi tersangka dalam kasus yang membelit istrinya yakni pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (DGS BI).
     
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Adang Daradjatun disebut-sebut memiliki peran sentral dalam pemenangan Miranda Goeltom. Tidak hanya Nunun, Adang juga menggunakan pengaruhnya saat menjabat sebagai Wakapolri untu campur tangan dalam pemilihan DGS BI. Saat itu, yang dia sasar adalah Fraksi TNI/Polri.
     
Perintah tersebut dia sampaikan secara langsung kepada anggota fraksi tersebut yakni Udju Juhaeri. Perintah disampaikan melalui surat agar keberpihakan terhadap Miranda dilaksanakan sebelum fit and proper test berlangsung. Bukti semua itu bahkan sudah dipegang KPK dan terdapat teken Direktur Penyelidikan KPK dan wakil ketua KPK.
     
Sumber Jawa Pos di KPK menyebutkan jika kemungkinan Adang ikut terseret menjadi tersangka terbuka lebar. Apalagi, saat ini pihaknya mendapatkan berbagai informasi dari berbagai saksi yang telah diperiksa. "Pokoknya, nanti kami akan memanggil semua orang yang dinilai keterangannya dibutuhkan," ujarnya.
     
Terpisah, wakil ketua KPK Bambang Widjojanto saat ditemui di kantor Lembaga Survey Indonesia (LSI) mengatakan nama Adang memang kerap muncul dalam pemeriksaan. Dia juga mengatakan kalau apa yang ada di kepala para wartawan tentang Adang juga ada di kepalanya. "Cuma saya kan tidak bisa buka," katanya.
     
Lebih lanjut dia memastikan, selama tiga kali Nunun Nurbaeti diperiksa memang benar mengarah ke situ. Namun, dia menegaskan kalau tidak hanya fokus pada satu nama. Dia menyebut yang paling penting saat itu adalah KPK melakukan berbagai kajian atas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
     
Mulai dengan penyelidikan, proses intelejen, termasuk mengkaji penyataan Adang ke publik selama ini. Seperti diketahui, saat kali pertama Nunun di pulangkan dari Thailand awal Desember lalu, Adang langsung menggelar konferensi pers. Di rumahnya, Adang langsung blak-blakan mengenai kasus tersebut.
     
Mulai dari kedekatan Miranda dengan istrinya, pergaulan mereka, hingga menuding Miranda terlibat secara langsung dalam pemilihan DGS BI. Termasuk terjadinya pertemuan Miranda dengan sejumlah anggota DPR yang sebagian besar telah menjadi terpidana di hotel Dharmawangsa. "Tolong jangan ibu saja yang dihukum. Saya ingin keadilan yang setara," ujar Adang saat itu.
     
Bambang Widjojanto menegaskan, kalau pihaknya saat ini mengembangkan berbagai informasi itu. Termasuk yang ramai dibicarakan media bahwa ada hubungan antara Nunun, Ari Malangjudo, dan Miranda Goeltom. "Tugas KPK meneruskan apakah cuma berhenti disana saja?, mengarah pada semua pihak yang berpotensial," urainya.
     
Terpisah, terkait pemeriksaan lanjutan Nunun Nurbaeti, Bambang juga mengeluhkan sikap Nunun yang kerap mengeluh sakit. Dia lantas menyebut tiap kali diperiksa selalu ada keluhan sakit. Namun, begitu diperiksa ternyata bisa diperiksa. KPK pun disebutnya dilanda dilema untuk bisa melakukan pemeriksaan tanpa melanggar hak asasi Nunun.
     
Kalau prosesnya seperti orang sehat, Bambang menyebut KPK bisa langsung tancap gas saat memeriksa. Seperti diperiksa hingga sore atau larut malam. Nah, dikasus Nunun, KPK tidak bisa melakukan hal itu lantaran pihaknya harus memperakukan sosialita itu layaknya orang sakit juga. "Sayang juga kalau sampai malam diperiksan, nanti istriahat sebulan," kelakarnya.
     
Sementara itu, kepada Jawa Pos, pengacara Nunun, Ina Rachman memastikan kalau kesehatan Nunun memang terganggu. Dia malah menyebut tensi darah yang naik tidak bisa berbohong. "Kalau tidak boleh diperiksa juga melanggar hak asasi karena Ibu memang butuh pengobatan," terangnya.
    
Senada, pengacara Nunun lainnya yakni Mulyaharja juga menggaransi jika sakitnya Nunun bukan main. Namun, saat disinggung mengenai peran Adang yang disebut ikut aktif dalam proses pemilihan Miranda Goeltom, dia mengelak. "Tidak benar, beliau tidak tahu menahu masalah itu (pemilihan DGS BI)," tegasnya.
     
Adang sendiri hingga kemarin malam masih enggan merespon pertanyaan Jawa Pos mengenai kebenaran peran dirinya di pemilihan DGS BI. Meski terdengar nada panggil, telepon atau sms yang dilayangkan tidak diresponnya sam sekali. (dim/kuh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BKN Dukung Regulasi Widyaiswara Dievaluasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler