Adhyaksa Dault Dorong Kebangkitan Persija

Minggu, 25 Oktober 2015 – 19:34 WIB
Suporter Persija Jakarta (The Jakmania) menggelar demo di depan gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Senayan, Jakarta, Selasa (11/8). The Jakmania menuntut Menpora Imam Nahrawi untuk segera mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan terhadap PSSI. Foto: JPG

jpnn.com - JAKARTA – Turnamen futsal Jawa Pos Cup resmi dibuka kemarin pagi (24/10) di lapangan Vidi Arena, Pancoran, Jakarta Selatan. Pembukaan dihadiri sejumlah tokoh penting. Antara lain, Sekda Pemprov DKI Saefullah, Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault, Ketua KONI DKI Raja Sapta Ervian, dan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.

Selain itu, Ketua Yayasan Persija Muda Kusheri Hafsari, Kepala Bidang Olahraga Prestasi Disorda DKI Tedi Cahyono, Camat Pancoran Amin Haji, dan mantan pelatih Persija Rahmad Darmawan. Hadir pula Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Vivin C. Sungkono serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Muchlas Rowi.

BACA JUGA: PENTING! Penjelasan Race Director MotoGP soal Rossi vs Marquez

Ketua Pelaksana Jawa Pos Cup Mohammad Ali Mahrus menyatakan, salah satu tujuan ajang tersebut adalah makin mempererat persatuan The Jakmania. Selain itu, diharapkan lahir bakat-bakal potensial dari lapangan futsal.

Yang tidak kalah penting, dengan berkumpulnya stakeholders sepak bola ibu kota, ajang kemarin bisa menjadi momentum untuk bersama-sama memikirkan kebangkitan klub kebanggaan The Jakmania, Persija Jakarta. Ketika kemarin berkumpul, orang-orang penting itu antusias membicarakan Persija yang saat ini merana. ’’Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu terselenggaranya turnamen ini,’’ tutur Ali. Jawa Pos Cup 2015 diikuti 42 tim korwil The Jakmania.   

BACA JUGA: Rossi Dihukum Start Terakhir di Valencia, Ini Kata Pedrosa

Ketua Umum The Jakmania Achmad Supriyanto berterima kasih kepada Jawa Pos. Dia berharap event itu bisa menjadi momentum untuk menguatkan barisan.

Pada hari pertama penyelenggaraan kemarin, tribun lapangan futsal Vidi Arena, Pancoran, disesaki suporter. Kemeriahan serta antusiasme para penonton untuk menyaksikan tim kesayangan mereka bertanding diapresiasi Adhyaksa Dault. Menurut dia, Jawa Pos Cup terbukti mampu menghidupkan kembali gairah suporter di ibu kota. Sebab, sejak Liga Indonesia terhenti karena konflik sepak bola nasional, hiburan masyarakat hilang. 

BACA JUGA: SepangClash in MalaysianGP: Rossi Kena Penalti Parah!

’’Karena itu, segera selesaikan konflik supaya sanksi FIFA dicabut,’’ tegasnya.

Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut berharap bangkitnya gairah The Jakmania juga dapat diimbangi bangkitnya Persija. Adhyaksa mengungkapkan, tim berjuluk Macan Kemayoran itu sudah saatnya menjadi tim yang disegani di Indonesia. Sebab, untuk tim sebesar Persija, berpuasa gelar selama 14 tahun merupakan waktu yang lama. ’’Ayo, Persija bangun!’’ katanya bersemangat.

Pria 52 tahun tersebut menambahkan, pihaknya akan terus mendukung sepak bola. Sebab, sepak bola merupakan olahraga sekaligus hiburan rakyat. Dengan adanya sepak bola, angka kenakalan remaja bisa diminimalkan. ’’Anak-anak Pramuka itu jumlahnya 22 juta. Olahraga yang paling mereka gemari adalah sepak bola,’’ ungkap alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Pembukaan Jawa Pos Cup ditandai tendang bola oleh para tamu undangan. Setelah turnamen dibuka, acara berlanjut ke pertandingan ekshibisi. Yang bertanding adalah tim Pemprov DKI Jakarta kontra gabungan Jawa Pos dan pengurus pusat Jakmania. Tim Pemprov DKI diperkuat Sekda Saefullah dan Ketum KONI DKI Raja Sapta Ervian.

Laga ekshibisi tersebut berlangsung menghibur. Sejak peluit babak pertama ditiup, jual beli serangan terjadi. Namun, tim Pemprov DKI masih terlalu tangguh untuk dihadapi para pemain dari media. Pemprov pun mengakhiri laga dengan kemenangan 6-1. Di antara enam gol itu, tiga dilesakkan Saefullah. ’’Ya, permainan kakek-kakek. Ini hiburan saja. Waktu kecil, saya sering main bola,’’ ungkap Saefullah dengan napas yang masih terengah-engah setelah pertandingan.

Mantan wali kota Jakarta Pusat itu menambahkan, sepak bola bukan sekadar olahraga. Sepak bola juga bisa menjadi alat untuk meredam konflik sosial-politik. Karena itu, Saefullah berharap sepak bola Indonesia segera bangkit dari keterpurukan. ’’Sepak bola itu unik. Timnya kalah maupun menang pasti ramai diperbincangkan banyak orang,’’ ujarnya lalu tersenyum.

Di sisi lain, Eyi –sapaan Raja Sapta Ervian– merasa terhibur dengan pertandingan ekshibisi tersebut. Meski berlatar belakang karateka, putra Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang itu terlihat lihai memainkan bola. Bahkan, satu gol Sekda tercipta berkat umpan brilian Eyi. ’’Jujur, ini adalah main bola pertama saya tahun ini. Kesibukan membatasi saya,’’ ujarnya.

Eyi berharap laga ekshibisi antara tim Jawa Pos dan jajaran stakeholder di Jakarta tidak berhenti sampai di sini. Pertandingan harus berlanjut di lapangan bola. ’’Beberapa bulan sekali, mungkin bisa main bola bareng. Nggak mesti bikin turnamen. Kita sewa lapangan dua atau tiga jam,’’ tuturnya. (fiq/co1/ali) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambil Menunggu Investigasi Insiden Sepang, Cek Klasemen Sementara MotoGP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler