Adian Napitupulu Minta Erick Thohir Jangan Hanya Bicara, Lapor Saja ke KPK

Selasa, 21 April 2020 – 18:02 WIB
Adian Napitupulu saat wawancara dalam program Ngomongin Politik (NGOMPOL) JPNN.com. Foto: Fais Nasruloh

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyarankan Menteri BUMN Erick Thohir untuk segera melapor ke Presiden Jokowi, jika benar menemukan indikasi kuat ada mafia impor alat kesehatan (alkes).

Adian juga menyarankan Erick sebaiknya segera melapor ke kepolisian atau ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

BACA JUGA: Adian Napitupulu: Jangan-jangan Erick Thohir Menuduh Saya

Langkah tersebut jauh lebih baik daripada sekadar berbicara kepada media. Karena hanya membuat rakyat dan pelaku usaha menjadi saling curiga, di tengah pandemik virus corona COVID-19.

"Begini Pak Menteri, kalau memang ada mafia dan buktinya cukup maka segera lapor presiden, polisi atau KPK. Lengkapi bukti bukti, terus tangkap, jangan cuma bicara ke media saja dan membuat rakyat dan pelaku usaha saling curiga," ujar Adian dalam pesan tertulis yang diterima JPNN.com, Selasa (21/4).

BACA JUGA: Adian Napitupulu Tantang Erick Thohir Sebut Nama

Pentolan aktivis'98 ini merasa perlu mengingatkan Erick, karena situasi saat ini sangat tidak menentu.

Semua pihak sedang dalam tekanan yang berat, apalagi pandemi Covid-19 belum juga mereda.

BACA JUGA: Pertama Kali dalam Sejarah, Harga Minyak AS Hancur Lebur, di Bawah Nol Dolar

"Ini situasi di mana semua tertekan, jangan ditambah dengan tuduhan kanan kiri lagi. Jangan juga membuat importir dan trader yang mau impor jadi tidak berani karena takut dituduh mafia, sementara kebutuhan alkes dan Obat untuk 260 juta jiwa itu tidak sedikit dan belum tentu negara mampu memenuhi semuanya sendiri," ucapnya.

Adian kemudian memerinci beberapa kebutuhan alkes untuk rakyat Indonesia mengikuti standar WHO.

Misalnya untuk masker, idealnya sekali pakai harus segera dibuang. Dengan populasi 260 juta jiwa maka diperlukan sangat banyak masker.

"Anggap saja prioritas kebutuhan masker per bulan 30 persen dari populasi yaitu 78 juta masker perbulan. Kalau wabah Corona sampai bulan Juli berarti kebutuhan masker Mei ke Juli sekitar 234 juta masker," katanya.

Kebutuhan lain baju APD. Adian mengasusimkan ada 200 ribu tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, sopir ambulans, pegawai administrasi rumah sakit, hingga puskesmas dan sukarelawan yang bekerja 24 jam terkait penanganan virus Corona.

Jika menggunakan standar kesehatan maka baju APD untuk penanganan virus yang sangat menular seperti Corona hanya bisa digunakan sekali pakai lalu dihancurkan.

Karena menurut National Intitute of Health USA, virus corona bisa hidup di bahan plastik selama tiga hari.

"Dengan demikian maka dalam satu bulan paling tidak 200 ribu orang kali 30 hari, berarti dibutuhkan minimal 6 juta baju APD. Kalau dihitung Mei ke Juli, itu sekitar 18 juta APD," pungkas Adian Napitupulu. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler