Adik-Adik yang Membanggakan

Tidak Dilengkapi Ending yang Baik

Minggu, 09 Agustus 2009 – 06:15 WIB

MENYAKSIKAN siaran langsung penyerangan yang dilakukan polisi terhadap rumah yang dihuni buron teroris kakap Noordin M Top di Desa Beji, Temanggung, Jumat sore sampai Sabtu siang kemarin, perasaan saya campur aduk: mula-mula tegang, lalu menjengkelkan, berkembang ke rasa bangga dan berakhir agak kecewa.
 
Mula-mula, Jumat sore, saya pindah-pindah saluran antara TV-One dan Metro TVAgak malam saya terus-menerus melihat Metro TV

BACA JUGA: Ide Besar dari Bukit Halimun

Terasa sekali dua stasiun TV ini  bersaing dalam menyajikan peliputan terbaik
Dan Metro TV saya nilai menang tipis malam itu

BACA JUGA: Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang

Hanya sesekali saya mengecek ke saluran TV-One, terutama kalau di Metro TV lagi siaran iklan.
 
Mengingat sampai jam 00.00 belum ada tanda-tanda akan ada penyelesaian, saya memutuskan untuk tidur
Hari itu (7/8) saya baru memperingati tepat dua tahun menjalani transplantasi hati

BACA JUGA: Berharap U Hanya Dapat L?

Masih harus menjaga diri agar jangan tidak tidur semalam suntukSaya menduga, penyerangan finalnya baru akan dilakukan pukul 03.00 atau 04.00Sebagai orang yang pernah lama jadi wartawan saya hafal: polisi sering melakukan penyergapan penting pada dini hari.
 
Tapi saya tidak bisa tidur nyenyakPesawat TV memang tidak saya matikanMata saya menutup tapi telinga membukaJam 04.00 kurang, mata saya kalah dengan telingaSaya ingin segera tahu apa hasil penyerangan final yang saya perkirakan sudah selesai dilakukanSaya lirikkan mata yang masih mengantuk itu ke layar TVTernyata masih sama dengan sebelum saya tidurMetro TV hanya menampilkan wawancara kurang menarik dengan pengamat intelejenMata sudah terlanjur melekIseng-iseng saya coba pindah ke TV-OneTerbelalakTV-One menyajikan gambar dari jarak dekatBahkan, tak lama kemudian, TV-One mereportasekan adanya robot  yang disuruh keluar masuk ke rumah persembunyian Noordin MTop itu.

Kian jelas TV-One mulai memang terhadap Metro TVBahkan memang telakSesekali saya pindah ke Metro TV, masih meneruskan wawancara kurang menarik ituSaya kian tidak mau lagi pidah dari TV-OneSaya sangat memuji kegigihan TV-One dalam "membalas" kekalahan tipisnya menjadi kemenangan telak ituPenjelasan mengenai dilibatkannya robot dalam operasi ini, sangat menarikMeski pun saat itu gambar robotnya belum terlihat, namun penyebutan dikerahkannya robot dalam operasi ini sangat membangunkan saya.

Terus terang saya belum pernah melihat robot polisi atau polisi robot yang disebut-sebut oleh penyiar TV-One ituApalagi penyiar TV-One tidak pernah mendiskripsikan seperti apa bentuk robot polisi tersebutSambil memperhatikan gambar di layar saya terus membayangkan dengan imajinasi saya sendiri mengenai bentuk robot yang dimaksudYakni sebuah robot seperti boneka kecil yang matanya adalah kameraLama sekali saya membayangkan robot seperti itu karena di layar memang belum pernah terlihat bentuk robot yang dimaksud.

Baru jam 05.30 tepat terlihatlah di layar TV-One robot yang dimaksudTernyata seperti tank dalam bentuk lebih kecilYakni berukuran panjang sekitar 1 meterTangan-tangannya berada di atas kendaraan kecil ituTangan itulah yang membawa kamera dan benda-benda yang diperlukan untuk diletakkan di tempat sasaran.
 
Dari sinilah saya lantas menarik kesimpulan: rupanya penyerangan tidak dilakukan dini hari tersebut karena masih menunggu datangnya robot dari JakartaKehadiran robot tersebut amat penting sebagai langkah hati-hatiJangan sampai ada petugas yang jadi korbanSebab berbagai pertanyaan mengenai apa saja yang ada di dalam rumah di sebelah bukit itu memang masih belum terjawabMisalnya berapa orang sebenarnya yang ada di dalam rumah ituAda berapa senjata dan jenis apa sajaAdakah bom tersimpan di sana dan seberapa besar.

Pengintaian yang terbaik dan paling tidak membawa resiko adalah pengintaian cara modern dengan robotTapi saya tidak pernah menduga bahwa Densus 88 dilengkapi robot! Mendengar digunakannya robot ini dan kemudian melihat di layar kaca mengenai bentuknya, saya benar-benar bangga pada polisi IndonesiaTidak sejelek yang banyak dikatakan orang.

Dengan melihat robot ini kejengkelan saya mengenai lamanya proses pengepungan tersebut hilang sama sekaliSemula saya bertanya-tanya mengapa proses ini begitu lama" Segitu kuatkah Noordin MTop" Kurang merasa kuatkah Densus 88" Tapi dengan munculnya robot di pagi buta itu saya mengakui bahwa polisi memang perlu menggunakan adagium "lebih cepat lebih baik?.  Menunggu datangnya robot bisa dibilang "lambat tapi tepat?Untuk apa juga cepat-cepat tapi cerobohToh, sang buron tidak akan bisa lolos lagiPengepungan sudah dilakukan secara tepung-gelangPosisi rumah "itu" juga sangat "enak" untuk dikepungBahkan banyak wartawan saya yang dengan guyon mengatakan "lebih baik pengepungan dilakukan satu minggu?Lebih dramatik.

Menjelang fajar itu perkembangan memang sangat dramatisUntuk memasukkan robot, pintu depan harus diledakkan dulu agar terbukaLalu robot masukWartawan TV-One kelihatannya berhasil mengambil posisi bersama polisi yang membaca layar monitor hasil kerja kamera yang dipasang di robotKarena itu wartawan TV-One bisa melaporkan mengenai keadaan di bagian depan rumah tersebut: tidak ada orang sama sekali di situ"Mata" robot lantas bisa melihat ada pintu tertutup yang menghubungkan bagian depan dan bagian belakang rumah ituMaka robot ditarik kembali ke luar

Tugas robot rupanya masih panjangDia harus masuk lagi ke rumah tersebut dengan membawa bahan peledakYakni untuk ditempatkan di dekat pintu tertutup tersebutAsumsinya, para teroris sudah pindah ke bagian belakang rumahMungkin sejak diledakkannya pintu depanBukankah sebelum itu masih ada perlawanan dari dalam rumah bagian depan" Yakni berupa tembakan beberapa kali, terutama antara jam 21.00 sampai 01.00?
 
Tugas meletakkan bom kecil di dekat pintu tertutup tersebut rupanya berhasil dilakukan robot dalam waktu cepatRobot lantas ditarik keluarTak lama kemudian: blaaar! Ledakan berskala sedang terdengarJendela-jendela tergetar dan mengeluarkan percikan debu dan pecahan kacaPertanda pintu yang dimaksud mestinya sudah terbukaSang robot kembali ditugaskan melakukan pengintaianMasuk ke bagian belakang rumah tersebut"Mata" robot melihat ke sana kemari tapi tidak ada apa-apaKecuali barang yang berantakanBerarti tidak ada kemungkinan lain kecuali satu ini: sang buron menyingkir ke kamar mandiApalagi jam sudah menunjukkan pukul 08.00Saatnya semua orang menunaikan hajat?.
 
Apakah robot ditugaskan kembali untuk meledakkan pintu kamar mandi" Ataukah ditugaskan kembali membuka pintu belakang rumah itu" Ternyata tidakHasil perhitungan polisi tentu sudah final: Noordin M Top terpojokLebih gampang menyergapnya.

Tugas membuka pintu belakang rupanya diserahkan kepada juru tembak yang ada di bukit di belakang rumah tersebutPuluhan polisi memang sudah bertengger di bukit yang hanya sedikit lebih tinggi dari atap rumah tersebutSerentetan tembakan diarahkan tepat mengenai tembok di sekitar kusen pintu belakang tersebutRentetan tembakan itu begitu akuratnya sehingga seluruh dinding di sekitar kusen mengangaPintu pun roboh beserta kusennyaItulah sebabnya, meski tidak terlihat di layar TV, saat itu debu tembok bergumpal-gumpal seperti awal di bagian belakang rumah tersebut.

Selanjutnya penyerbuan dilakukan dari banyak arahPemirsa TV-One mengharapkan terjadinya klimaks yang dramatikPemirsa, seperti saya, berharap inilah untuk kali pertama dalam sejarah liputan langsung peristiwa seperti ini bisa ditonton secara live! Saya membayangkan seperti saat saya berada di AS dulu, yakni TV sedang melakukan siaran langsung pengejaran buron O.JSimpson yang melarikan mobilnya di sepanjang jalan bebas hambatan No5CaliforniaKlimaks dari pengejaran berjam-jam itu hebat sekaliKita bisa melihat bagaimana polisi menaklukkan mobil O.JSimpson, bintang American football yang legendaris itu.
 
Saya juga bisa berharap mengulangi menyaksikan siaran langsung pembajakan bus sekolah di Florida beberapa tahun kemudianBerjam-jam kita bisa mengikuti perjalanan bus sekolah yang dibajak itu ke mana-mana sampai pada klimaksnyaDalam hal penyerangan rumah teroris di Temanggung kemarin itu, pemirsa tidak mendapatkan klimaks yang diharapkan ituKetika reporter TV-One melaporkan pandangan mata mengenai klimaks itu, yang muncul di layar adalah gambar-gambar yang diambil sebelumnya yang diulang-ulangYakni gambar beberapa polisi memasukkan pipa paralon yang ujungnya diberi pengait ituAkibatnya imajinasi pemirsa tidak nyambung.

Klimaks peristiwa ini seperti laporan pandangan mata dari radioReporter memberitahukan dengan baik bahwa polisi yang baru saja masuk rumah tersebut sudah kembali keluar lagi dengan memperagakan toast kepada polisi yang lainIni pertanda penyerangan telah selesai dan polisi meraih suksesKlimaks seperti ini bahkan lebih jelak dari siaran radioDi radio pendengar bisa berimajinasi secara penuhDi layar TV-One kemarin, imajinasi pemirsa terganggu oleh layangan gambar di layarDi suara sudah menyebutkan selesainya penyerangan itu, tapi di layar masih menggambarkan upaya keras para polisi memasukkan pipa paralonGambar ini "merusak" imajinasi karena pemirsa terpengaruh oleh tulisan "langsung" di layarPadahal yang dimaksud "langsung" adalah suaranyaBukan gambarnya.
 
Apa pun TV-One harus diacungi jempolBegitu telaknya kemenangan TV-One sampai-sampai reporter Metro TV perlu menyampaikan kepada permirsa bahwa Metro TV hanya bisa mengambil gambar dari jarak jauh karena ingin mematuhi etika peliputanMaksudnya: TV-One telah melakukan pelanggaran.

Saya tidak mengomentari itu pelanggaran atau bukanYang jelas TV-One berhasil membina hubungan yang demikian hebatnya dengan pihak kepolisian sehingga bisa menitipkan juru wartanya bersama tim inti penyerangan yang bersejarah ini.

Dalam posisi Indonesia yang seperti sekarang, saya menilai siaran langsung kemarin membawa dampak yang amat baikTerutama bagi tumbuhnya kepercayaan diri bahwa bangsa ini selalu mampu keluar dari kesulitanAsal kita memang sungguh-sungguhDunia harus melihat ituSedang kita harus bertekad untuk lebih sering sungguh-sungguh.

Saya teringat akan kata-kata mantan Dandensus 88 Brigjen Surya Dharma juga di TV-One"Berilah waktuAdik-adik saya pasti mampu membongkar iniMereka itu hebat-hebat," katanya

Saya pernah bepergian jauh selama empat hari bersama Brigjen Surya DharmaSaya tahu kehebatannyaSaya juga tahu komitmennya yang benar-benar I love you full soal pemberantasan terorismeTermasuk perhatiannya kepada orang-orang yang pernah terlibat terorismeWaktu itu saya mendoakan agar dia tidak dipensiunSaya kaget ketika tahu bahwa masa dinasnya ternyata tidak diperpanjangLebih menyesal lagi ketika tak lama kemudian terjadi peledakan bom di Marriott dan Ritz- CarltonSaya agak ragu apakah "adik-adik saya" sebaik dia.

Ternyata dia benar"Adik-adik saya" itu sangat membanggakan bangsa Indonesia(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pikiran Besar di Kota Kecil (2-habis)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler