HANYA dalam waktu enam, Kendari benar-benar berubah dan berkembangBanyak kemajuan yang saya lihat ketika untuk kali kedua saya berkunjungan ke ibukota provinsi Sulawesi Tenggara tersebut
BACA JUGA: Pikiran Besar di Kota Kecil (1)
Begitu banyak perubahan yang terjadi di kota itu.Dan lihat!: di tengah-tengah kota itu ada square yang luasnya paling tidak lima ha
BACA JUGA: Selamat Jalan, Angky Camaro
Alangkah langkanya sekarang kota yang memiliki square seluas itu di pusatnyaBACA JUGA: Menikmati Sistem Baru Penerbangan Cathay Pacific (2-Habis)
Baik alasan keuntungan dunia maupun akhiratKeuntungan dunia, misalnya, dengan cara membangun mal di situAlasan keuntungan akhirat, misalnya, untuk membangun masjid rayaKarena itu, saya berpesan kepada teman-teman Kendari Post untuk ikut menjaga keabadian square tersebut
Wali kota atau gubernur bisa berganti dalam waktu lima tahunKebijakannya bisa saja hanya mempertimbangkan keuntungan jangka pendekTapi, Kendari Post akan abadi berada di kota Kendari selamanya: bisa mengawasinya dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Kalau untuk kepentingan investor membangun mal atau hotel, rasanya teman-teman Kendari Post akan bisa konsisten mengkritisinyaNamun, belum tentu teman-teman sanggup menghadangnya kalau umat memintanya untuk membangun masjid rayaKarena itu, saya minta diantar untuk melihat masjid rayaSaya ingin melihat apakah masjid rayanya sudah cukup besar sehingga tidak mungkin lagi perlu membangun masjid raya yang lebih besar.
Ternyata Masjid Raya Kendari sudah cukup besar dan cantikLetaknya pun di tanah yang agak tinggi sehingga kelihatan anggunnyaTapi, saya perkirakan 10 tahun lagi Kendari memerlukan masjid raya yang lebih besarApalagi kalau keputusan itu dibuat orang yang ingin terpilih sebagai gubernur atau wali kota
Kalau toh keinginan itu akhirnya benar-benar terjadi, sebaiknya memilih lokasi yang di pinggir telukJuga di lahan yang cukup besarDengan membangun masjid raya di pinggir pantai, maka cahaya dan keagungannya akan sangat menonjolSeperti Masjid Raya Samarinda yang di pinggir Mahakam, meski lokasinya kurang ditinggikan dan kurang luasTapi, Masjid Raya Samarinda sungguh agung.
Kini square di Kendari itu memang kurang terawatTamannya sudah banyak yang rusak, bangunannya mulai kusam, serta kolam yang indah dan luas itu tidak diberi airKalau toh ada bagian kolam yang masih ada airnya, itu hanya difungsikan penduduk untuk mencuci sepeda motorMaklum, square itu sudah dibiarkan telantar sejak selesai dipakai untuk kali pertama sebagai tempat penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) -kejuaraan membaca Alquran- dua tahun lalu.
Meski menyesalkan penanganan pasca-MTQ, saya sangat menghormati ide besarnyaSquare itu (kemudian saya namakan MTQ Square), didesain untuk plaza terbuka dengan bagian entrance yang indah merangkap sebagai panggung utama MTQ saat ituDi depannya terhampar dua kolam luas yang tidak dalamDi sinilah, di atas air itu, para penari secara kolosal membuka MTQ tersebut
Menghadap ke panggung itu, di tengah-tengah square, ada plaza dengan bangunan terbuka dan tertutupJuga sangat atraktifMasyarakat kini sering menyelenggarakan pesta perkawinan di plaza tersebutTermasuk ketika Kiai Mbeling M.HAinun Najib mantu karena menantunya orang Kendari
Di belakang plaza itu masih ada lapangan terbuka yang luas lagiLalu, di ujungnya ada tower yang tingginya 60 meter, yang bentuknya mirip menara Shanghai yang terkenal itu.
Bagian bawah menara tersebut, saya lihat belum jadiTapi, dari luar sudah kelihatan indahnyaBahkan, dari pantai pun kelihatan seperti menjadi ikon terpenting Kota Kendari
Kelak, kalau Kendari sudah punya listrik dan wali kotanya sudah rukun dengan gubernurnya, pasti MTQ Square itu akan menjadi sangat indahMTQ Square tersebut (juga proyek hotel bintang lima yang mangkrak di tengah kota), kabarnya, memang menjadi korban ketegangan hubungan antara gubernur dan wali kota
Kini salah satunya sudah bergantiMudah-mudahan ketegangannya tidak abadiTidak akan seterbengkalai proyek pelabuhan besar Surabaya yang juga jadi korban ''sandera'' antara wali kota Surabaya dan gubernur Jatim.
Kali ini, saya pulang dari Kendari dengan pikiran yang senang, hati yang berbunga-bunga dan mendapatkan ide bagaimana pola perencanaan Kendari yang serbabesar itu bisa ditiru wilayah-wilayah berkembang lainnya seperti Kaltim, Kalteng, Kalbar, Irja, dan Halmahera atau Seram(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menikmati Sistem Baru Penerbangan Cathay Pacific (1)
Redaktur : Tim Redaksi