MUKOMUKO - Lukman (42) warga Desa Ujung Padang, Kecamatan Kota Mukomuko saat ini terpukul hebat hingga membuatnya shock. Dia didapati kerap menangis sambil memandangi anak keduanya, Ragil Prakasa (4) tergolek di ruang perawatan RS Jamil Padang. Dapat dibayangkan bagaimana hancur perasaannya Lukman. Tak hanya Ragil tergolek lemas, lebih menyakitkan lagi anak tertuanya Mahendra (9) tewas oleh tangan adik kandungnya sendiri An (40).
Sebagaimana diketahui, Ragil Prakasa dan Mahendra dianiaya oleh An di dekat kebun kelapa sawit belakang rumah orang tua bocah tersebut di Desa Ujung Padang, Rabu (29/2) sore. Mahendra tewas ditempat dengan sejumlah luka pukulan kayu dan cekikan di leher. Sedangkan Ragil yang juga mendapat perlakuan sadis dari An yang diduga jiwanya lagi tak stabil itu, ditemukan kritis dilarikan ke RSUD MM yang akhirnya dirujuk ke RS Jamil Padang.
Salah seorang keluarg korban, Andi yang mendampingi,Lukman di RS M. Jamil menuturkan kalau Lukman saat ini tidak mau bicara dengan orang luar. Setiap hari dan waktu Lukman hanya menangis meratapi kejadian yang menimpanya.
"Dia terpukul hebat. Saat ini tidak mau bicara sama siapapun. Betapa tidak anaknya menjadi korban pembunuhan dan penganiayaan yang saat ini diduga pelakunya adalah adik kandungnya sendiri. Yang juga paman dari anak-anaknya itu," kata Andi dihubungi via ponsel Kemarin.
Namun kata Andi saat ini kondisi Ragil sudah mulai membaik. Diperkirakan Senin atau Selasa mendatang Ragil sudah bisa pulang ke Mukomuko dan menjalani rawat jalan. "Ragil saat ini sudah mau makan, hanya saja punggung belakangnya masih terlihat lebam. Selain itu juga sudah menempuh operasi jari tangan tengah. Operasi berjalan dengan lancar. Alhamdulillah perkembangan kesehatannya cukup signifikan," terang Andi.
Sementara itu ibu korban Elvi alias El-Suan (40) belum bisa dimintai keterangan. Wanita paruh baya ini masih diliputi rasa duka mendalam. Didampingi adik kandungnya Nurmala Sari mewakili keluarga besar meminta pada penegak hukum serius mengusut kasus ini secara profesional. Bahkan jika An memang telah melakukan penganiayan terhadap kedua keponakannya meminta supaya An dihukum mati. Sebab perbuatannya tak lagi ada rasa peri kemanusiaan tega menganiaya dan membunuh keponakan sendiri.
"Kami meminta supaya dihukum mati saja dia. Dalam penegakkan hukum kami berharap tidak ada tebang pilih dan tidak ada yang dirugikan," kata Nurmala Sari.
Keluarga meminta dalam pengusutan kasus ini keluarga besar tidak kecewa. Sebab saat ini sudah kehilangan Mahendra selain itu juga khawatir dengan nasib Ragil yang masih dirawat. Selain kehilangan nyawa juga banyak mengeluarkan biaya, beban moril. Sehingga sudah sepantasnya An dihukum seberat mungkin. "Kami meminta supaya dia dihukum seberat-beratnya," kata Nurmala Sari.
Saat ini keluarga besar mereka ragu jika An mengalami gangguang kejiwaan. Sebab informasi terbaru yang diterima oleh keluarga jika An ini diduga juga sering menggunakan narkoba. Sehingga dugaan ganguang kejiwaan yang dialami oleh An harus dicek secara benar oleh polisi. Saat ini keluarga berharap An tidak mengalami gangguan jiwa. Sehingga bisa dihukum seberat-beratnya.
"Berharap dia memang tidak gila. Sebab kami mendapat informasi dia itu pemakai narkoba," kata Nurmala Sari.
Sementara itu Kapolres Mukomuko AKBP Wisnu Widarto, SIK melalui Kasat Reskrim AKP Laba Meliala mengatakan kemungkinan besar hari ini Sabtu (3/3) An akan diperiksa. Namun tetap menunggu perkembangan kesehatannya yang saat ini masih dirawat setelah berupaya bunuh diri dengan menyayat nadinya.
"Nanti kita akan BAP untuk memintai keterangannya. Memang kalau dari omongannya dengan penjaga dia khilaf telah membunuh. Namun itu bukan keterangan resmi. Sebab keterangan resmi dari dia harus melalui BAP," katanya.(del)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tikam Dua Warga, Satu Tewas
Redaktur : Tim Redaksi