Aditya Harapkan KIB Segera Wujudkan Politik Persatuan Melalui Program dan Kerangka Kerja

Jumat, 12 Agustus 2022 – 09:16 WIB
Para ketua umum parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa . Ilustrasi. Foto: Dok. KIB

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bertekad menjaga stabilitas politik di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) juga mendorong Pemilu 2024 dilaksanakan secara jujur dan adil, demokratis, serta tidak menggunakan isu-isu yang hanya memecah belah bangsa.

BACA JUGA: Tak Sekadar Usung Capres, KIB Satukan Visi Misi sebagai Dasar Perjuangan

Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana mengungkapkan semangat KIB untuk menjaga stabilitas politik jelang Pemilu 2024 berada dalam koridor yang tidak ingin kejadian polarisasi pada Pemilu 2019 terulang kembali.

"Saya berpikir alasan yang diungkap KIB itu koridornya sama bahwa stabilitas sosial dan politik itu kita tidak menginginkan terulangnya kembali polarisasi politik atau politisasi identitas yang memang marak di Pemilu 2019," ujar Aditya di Jakarta, Kamis (11/8/2022).

BACA JUGA: Partai di KIB Kompak Daftar ke KPU, Lalu Ajak Masyarakat Bersatu 

Aditya menilai KIB sepatutnya menerjemahkan tekad dan semangat itu dalam wujud program dan kerangka kerja.

"Makanya poinnya lebih ke tawaran program. Pembedanya di sana. Tawaran program, itu jauh lebih penting," terangnya.

BACA JUGA: Tiga Parpol Mendaftar Serentak ke KPU, Siti Zuhro: Soliditas KIB Masih Terjaga

Menurut dia, semangat menjaga stabilitas politik itu menjadi kepentingan bersama bagi seluruh anak bangsa yang terlibat dalam pesta demokrasi lima tahunan. Pemilu yang jurdil dan demokratis harus diwujudkan bukan hanya kontestan, tapi juga penyelenggara dan pemilih. Semuanya benar-benar diajak untuk menjaga kesatuan dan persatuan.

"Jadi, dalam koridor itu semua pihak yang ingin menjadi bagian dalam Pemilu 2024 punya kerangka yang sama," tegasnya.

Aditya mengungkapkan semangat menjaga persatuan dan kesatuan sudah menjadi kesepakatan nasional. Hal itu patut dicatat sebagai semangat kolektif.

Oleh karena itu, menurut Aditya, Tidak elok jika semangat itu dilabelkan pada hanya satu pihak.

"Kalau soal menjaga kesatuan dan persatuan dan sebagainya itu kan sudah kesepakatan nasional. Jadi, bukan kemudian dibelah dalam konteks itu (kontestasi). Kalau ada orang tidak mendukung itu? Berarti punya persoalan dong. Kan tidak juga begitu," ujar Aditya.

Menurut Aditya, semangat itu seharusnya tidak digunakan untuk sebagai pembeda dalam pilihan politik.

"Isu itu harus menjadi perhatian. Bukan kemudian dibelah dalam kontestasi pencalonan atau kontestasi politik," kata Aditya.

Buktikan Komitmen

Pengamat politik Pangi Syarwi Syarwi Chaniago mengatakan gagasan yang diusung oleh KIB menjadi angin segar bagi iklim demokrasi di Indonesia.

Dia mengingatkan bagaimana dua pemilu sebelumnya yang menimbulkan polarisasi di masyarakat, bahkan sampai saat ini.

“Kalau mencermati KIB punya misi agenda bagaimana pemilu kita tidak inklusi, liberal, persaingan yang tidak terlalu membuat luka tadi ini bagus, punya cita-cita, ini angin segar untuk demokrasi untuk kemajuan politik,” kata Pangi, Kamis (11/8).

Menurut pendiri Voxpol Center Research dan Consulting ini, ada dua hal yang menyebabkan konflik dalam Pemilu, yaitu politik identitas dan buzzer politik.

Dia menyebut Ppada dua pergelaran pemilu terdahulu, dua hal ini jadi senjata dan terbukti memecah masyarakat.

Salah satu cara untuk mencegah terulangnya kejadian ini adalah dengan memiliki tiga calon presiden dan calon wakil presiden. Calon ketiga berfungsi untuk ‘memecah gelombang’, sehingga pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi yang meriah untuk bangsa Indonesia.

"Demi keutuhan bangsa dan stabilitas politik baik, menurut saya dua calon musibah yang akan berulang, kita tidak belajar dari pengalaman kita? Apa kita kurang belajar? Bentangan dua pemilu kita belajar, agar tidak main-main dengan politik identitas dan polarisasi,” tegas Pangi.

Sebelumnya, saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Airlangga, didampingi Ketua PAN Zulkifli Hasan dan Ketua PPP Suharso Monoarfa menyatakan KIB memiliki semngat yang sama menyambut pesta demokrasi pada Pemilu 2024.

"Kami memiliki semangat yang sama untuk menyambut pesta demokrasi yang akan diselenggarakan dalam Pileg dan Pilpres 2024. Ini adalah Pemilu ke-13 yang dilaksanakan di Indonesia," ujar Airlangga.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler