Wajar bila dua nama itu dikedepankan ketika Milan bertarung dengan Arsenal. Ibra merupakan pencetak gol terbanyak Milan dengan 21 gol di semua ajang, sedangkan Van Persie merupakan penyumbang gol terbanyak Arsenal dengan 27 gol.
Keduanya selalu menjadi pilihan utama bagi pelatih masing-masing. Bila berada dalam kondisi fit, mereka dipastikan akan mengisi posisi starter. Mereka juga sama-sama punya motivasi hebat di Liga Champions. Sebab, belum pernah mengangkat trofi juara.
"Zlatan adalah penerus Marco van Basten, Van Persie adalah penerus Piet Keizer. Zlatan pemimpin Milan, Van Persie adalah kapten Arsenal. Mereka mencetak banyak gol bagi timnya dan mereka punya impian besar di Eropa," tulis Gazzetta dello Sport.
Hanya, dini hari nanti, Ibra memiliki motivasi lebih besar. Dia ingin menebus kesalahannya di Serie A. Akibat tamparannya kepada bek Napoli Salvatore Aronica, membuatnya harus absen tiga pertandingan karena sanksi dari FIGC (asosiasi sepak bola Italia).
Selain itu, lantaran absen melawan Udinese di pekan ke-23 Serie A Liga Italia membuat Ibra lebih bugar ketimbang rekan-rekannya. Karena dia juga akan absen pada laga Serie A berikutnya, maka dia punya kesempatan bermain habis-habisan dini hari nanti.
Meski Maxi Lopez dan Stephan El Sharawy tampil hebat saat menang atas Udinese, tetapi allenatore Milan Massimiliano Allegri tampaknya masih memberikan kepercayaan kepada Ibra dan Robinho di lini depan. Sebab, dua pemain itu lebih berpengalaman.
Sedangkan di kubu Arsenal, Van Persie akan ditemani Theo Walcott. Memang, pada pertandingan sebelumnya Thierry Henry mencetak gol dan menjadi penentu kemenangan. Ini juga akan menjadi laga pemungkasnya di masa peminjaman kali ini, tetapi dia opsi pelapis.
Sangat penting bagi benteng pertahanan kedua tim untuk mematikan Ibra dan Van Persie. Bagi Milan, bila bisa membuat Van Persie tidak berkutik, paling tidak mereka sudah mematikan potensi besar. Sebab, musim ini 42,1 persen gol Arsenal berasal dari Van Persie.
Sedangkan buat benteng pertahanan The Gunners, julukan Arsenal, tugas berat mereka adalah menghentikan Ibra yang mengandalkan penguasaan bola dan sepakan kerasnya. Ibra adalah pengoleksi 34,4 persen gol Milan musim ini.
"Benar beberapa tahun lalu saya selalu menjadikan kemenangan di Liga Champions sebagai target utama. Sekarang saya berupaya lebih tenang. Saya ingin memenangkannya seperti gelar-gelar lainnya, tidak terobsesi," terang Ibra, seperti dikutip Goal.
Boleh saja dia mengatakan seperti itu, tetapi sebagai pemain yang selalu membawa klubnya juara di pentas domestik, satu-satunya gelar di level klub yang belum digapainya adalah Liga Champions. Situasi serupa juga terjadi pada Van Persie.
Bedanya, Van Persie dalam beberapa tahun terakhir memang tidak merasakan gelar. "Liga Champions selalu menjadi impian bagi setiap pemain. Kami punya tradisi bagus, selalu mencapai fase krusial. Tapi kami ingin lebih," ujar Van Persie, seperti dikutip Soccernet. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Milik Persegres
Redaktur : Tim Redaksi