jpnn.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Logam mulia itu terseret oleh kekhawatiran pengetatan moneter yang agresif oleh Federal Reserve.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Pasti Bikin Investor Kegirangan, Selamat Ya!
Kendati demikian, investor masih bersiap pada kemungkinan melemahnya USD serta perlambatan pertumbuhan ekonomi karena perang di Ukraina.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD 3,4 atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada USD 1.955,60 per ounce.
BACA JUGA: Kabar Baik untuk Investor, Harga Emas Bakal Wow, Jadi Sebegini
Harga emas berjangka anjlok USD 27,4 dolar AS atau 1,4 persen menjadi USD 1.959,00 pada Selasa (19/4), setelah meningkat USD 11,5 atau 0,58 persen menjadi USD 1.986,40 per ounce pada Senin (18/4).
Inflasi yang tinggi mendorong pengetatan yang lebih agresif dari Federal Reserve. Pedagang mungkin takut akan lebih banyak lagi yang akan datang, dan konsekuensi ekonomi dari langkah kebijakan tersebut.
Di sisi lain, para analis pasar berbicara tentang puncak inflasi AS dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Dua faktor itu kemungkinan sedikit mengurangi daya tarik emas.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (19/4) memangkas perkiraan pertumbuhan global menjadi 3,6 persen pada 2022 dari perkiraan Januari sebesar 4,4 persen.
IMF menyebut dua faktor yang melatarbelakanginya adalah inflasi dan konflik Rusia-Ukraina.
"Kami semakin dekat dengan peluang beli emas, kami melakukan aksi jual korektif yang bagus dan ada peluang di sini untuk bergerak lebih tinggi," kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures Daniel Pavilonis.
Pada Selasa, emas turun sekitar 1,4 persen karena komentar hawkish dari pejabat Fed mendorong USD dan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun ke tertinggi multi-tahun.
Presiden Federal Reserve (The Fed) San Francisco Mary Daly pada Rabu (20/4) mengatakan dia memperkirakan inflasi akan mulai turun dan berada di target 2,0 persen Fed dalam lima tahun.
Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan naik menjadi 1,32 persen pada Juni, dan menjadi 2,80 persen pada Februari mendatang, dari 0,33 persen sekarang.
Analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan Kinerja emas relatif baik, naik sekitar 7,0 persen tahun ini, meskipun imbal hasil riil meningkat dan USD.
"Kekhawatiran inflasi dan pertumbuhan keduanya telah "didorong oleh perang" dan dikombinasikan dengan volatilitas di pasar ekuitas dan obligasi, investor semakin mencari tempat berlindung yang aman," imbuh Hansen. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul